Namun karena teman saya berpindah haluan menjadi bisnis pakaian, sayapun memberanikan diri mencari sumber lain.
Cireng banyur D'kongress ini diproduksi di kota garut. Saya belum pernah sih mengintip langsung kesana. Ternyata untuk memesan setiap daerah punya perwakilannya.
Cara berdagang saya adalah sebagai berikut. Pertama saya posting cireng banyur D'Kongres tersebut lewat akun facebook saya. Kemampuan menulis saya lumayanlah bisa menggoda mereka.
Nah untuk mengundang pemesanan berikutnya biasanya saya ceritakan setiap personal yang sudah pesan sebagai testimoni. Testimoni saya sering mengundang pembeli berikutnya.
Karena banyak juga rekan saya yang tergoda tinggal di lain kota, maka sayapun membutuhkan bantuan JNE sebagai layanan penghantar barang. Selain letaknya tak jauh dari rumah sehingga mudah untuk dijangkau, harganya juga bersahabat.
Karena JNE maka kegurihan rasa dari cireng banyur D 'Kongres ini sampai di lidah para konsumen . Dan ternyata lewat cireng banyur ini saya terwakili untuk menjumpai Utari, sobat masa SMA.Â
Cireng yang notabene merupakan kuliner tatar pasundan melalanglang buana dengam bantuan JNE.
Jika kita membuat sendiri, maka sebenarnya susah loh. Salah membuat adonan akan membuat kerenyahan cireng berubah. Saya sering tuh gagal bikin cireng. Kalau tak terlalu lembek, ya terlalu keras. Atau luarnya matang, tapi dalamnya basah.
Cireng banyur ini dikemas menggunakan dus berwarna kuning dan merah. Isi dusnya cireng, bumbu, cabe kering dan jeruk.