Siang itu saya menunggu bis di sini. Anda tahu tempat apa ini? Ini adalah halte bis. Letaknya jalan seokarno hatta Bandung dekat perempata lampu merah buah batu-soekarno hatta.Â
Sepi di sini. Tak ada yang menunggu bis selain saya. Saya mengedarkan pandangan. Betulkah ini halte bis? Kaca yang pecah entah semenjak kapan. Tidak ada keterangan apapun di sini. Laksana ruangan tak berjudul.Â
Sejak kapan halte itu dibuat? Saya kurang tahu. Namun kalau tak salah sudah lama. Sejak kapan halte tak terpakai saya juga tidak hapal. Siapa yang seharusnya menjaga halte itu?Â
Memang yang saya amati dari pengguna transportasi bis di Bandung ini, mereka jarang naik dan turun dari bis di halte seperti ini. Dimana saja sekehendak hati. Kemungkinan besar karena jarang tepakailah makanya tempat ini terbengkalai.Â
Siapa yang semestinya bertanggung jawab akan tempat ini. Pemerintah? Atau masyarakat? Saya juga bingung.Â
Saya hanya prihatin melihat halte bis yang tak terpakai ini. Dan saya mencatat ada dua tempat yang bernasib seperti ini, satu lagi di daerah cinunuk. Itu juga luar biasa tak terurusnya. Sayang saya tak sempat mendokumentasikannya.Â
Sayang sekali, tempat yang semestinya bisa mempermudah kita untuk naik dan turun dari bis, tempat yang memberikan informasi trayek bis apa saja yang bisa kita  naiki karena halte terlewati dan mungkin tempat sekedar kita ikut berteduh dari panas dan hujan kini seperti tempat tak bertuan. Letaknya di kota namun seperti dipinggiran.Â
Tempat ini pernah menggunakan uang untuk dibangun, jangan sampai mubazir jadinya. Â Mestinya tempat ini tetap bisa terjaga dan terpakai.Â
Jika masyarakat menggunakan betul fungsi halte ini sebagai tempat naik turun, mungkin halte ini akan ramai. Jika ramai mungkin banyak yang menyadari kumuhnya halte ini. Jika banyak yang sadar mungkin ada yang bisa menyampaikan kepada pihak berwenang.Â
Semoga melalui tulisan ini, ke depan halte ini terurus, hidup, dan berfungsi. Bukan lagi menjadi halte hantu.Â