Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Memuaskan Mata dan Membasahi Diri di Ocean Dream Samudera dan Atlantis

16 November 2018   16:32 Diperbarui: 21 Januari 2019   17:35 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi ini serupa film yang divisualkan. Ada efek suara tembakan pistol atau meriam. Ada efek back sound dezag dezig untuk pukulan atau tendangan. Dan efek-efek lain untuk adegan konyol seperti menabrak tiang. 

Ceritanya simpel sih perebutannkeris antara penjahat dan jagoan. Tapi penampilan apik mereka membuat kami yang menonton ikut merasakan pertempuran.

Sesekali penampil yang menggunakan motor air lewat memperlihatkan atraksinya. Dari mulai mengendarai motor dengan kecepatan tinggi,motornya melompat melewati api, hingga motor air terbalik. Kami cukup terpukau. Penampilan mereka benar-benar hidup. Kami kembali puas dengan pertunjukkan kedua ini. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Waktu sudah semakin siang. Akhirnya lumba-lumba yang kami tunggu penampilannya sudah dibuka pertunjukkannya. Sayangnya kami tak kebagian antrian sehingga harus menunggu jatah selanjutnya. Tak ada kata selain sabar untuk penantian ini. Apalagi menunggu kali ini lebih lama dari sebelumnya. 

Begitu kami dapat giliran untuk masuk ke pertunjukkan lumba-lumba barulah saya paham mengapa perlu wakti lama. Tak lain dan tak bukan untuk mengatur sekian ratus orang yang masuk memang sulit. Salah atur bisa berdesakan. 

Ada yang tak mau bergerak mencari tempat duduk hingga menghalangi yang lain. Ada yang hanya menumpul dinsatubtempat. Maka pembawa acara harus bisa membantu pengaturan penonton. 

Suasana terasa lebih panas setelah penonton memenuhi kelas. Bagi yang membawa anak dibawah dua tahun, sebenarnya kasihan sekali dibawa ke tempat ini. Tiba-tiba saya bersyukur tak membawa si bungsu yang masih berusia 6 bulan. 

Pertunjukkan lumba-lumba ini memang layak ditunggu. Kolaborasi dari para pelatih dengan lumba-lumba sungguh menarik untuk dinikmati. Dua ekor lumba-lumba. Jason untuk lumba-lumba jantan dan Jesica untuk lumba-lumba brtina, berdua mereka melaksanakan nyaris semua permintaan pelatihnya. Dari mulai berjumpalitan, bermain bola, menajwab perkalian dan beberapa atraksi lain.

 Gimiks yang dimainkan pelatih semakin memukau ketika kedua lumba-lumba itu tak mematuhi permintaan mereka untuk mencium penonton yang maju. Dengan cueknya Jason malah mengibaskan ekor di air sehingga penonton yang sudah maju untuk diberi ciuman malah kebasahan. Penontonpun tertawa terpingkal-pingkal.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
 Selesai pertunjukkan orang-orang berebutan keluar. Tips agar selamat keluar dari pertunjukkan yang penuh begitu adalah, lebih baik menunggu sampai penonton nyaris keluar,tak perlu terburu-buru .

Sekali lagi kami puas untuk pertunjukkan ini. Karena waktu makan sudah datang kamipun keluar dari arena OSD dan bersiap menuju atlantis sebagai destinasi kedua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun