Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Kimia

Seorang suka ngajarin kimia, demen nulis , plus hobi bikin konten

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Revolusi Berdagang Seorang Perempuan Desa

31 Oktober 2018   19:54 Diperbarui: 31 Oktober 2018   19:58 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namanya Erni. Di dunia maya dia memiliki aku bernama Erny Zahra (Zahra nama anaknya)  dia adalah sepupu dari suami saya. 

Tinggalnya di Desa. Serius desa ! Letaknya paling ujung. Desa Cipari namanya berada di kabupaten Sumedang. Harus melalui jalan terjal yang berliku untuk tiba di sana. 

Dia tak jauh beda dengan perempuan desa lainnya. Menikah di usia muda. Sempat merasakan dunia kerja di kota sebagai buruh pabrik, namun menyerah karena secara fisik dia tak kuat. Bawaanya sakit maag atau sakit kepala. Mungkin karena kelelahan bekerja dunia pabrik dengan pergantian shift. 

Awalnya selepas menikah dia hanya jadi Ibu muda seperti yang lainnya di . Nah karena jaringan internet sudah masuk juga ke desanya meski kadang sering hilang sinyal ,maka awalnya ,biasa dia bermain di media sosial. 

Lalu tersambunglah dengan teman masa kerja dulu yang menawarkan untuk berjualan barang. Diapun coba mengikuti. Pengiriman barang dari Jakarta atau Tanggerang. 

Awalnya dia hanya bertindak menjadi reseller saja. Mencarikan orang yang mau membeli lalu nanti pemilik barang yang mengirimkan paket, keuntungan dibagi dua. 

Kekurangannya adalah, karena dia tak pernah melihat barang yang dikirim oleh suplier, maka ketika ada keluhan dari konsumen mengenai ketidak sesuaian barang, entah warna atau fungsi maka dia tak bisa apa-apa selain pasrah.

 Akhirnya dia sering memilih untuk mengganti barang yang dikirim atau mengembalikan uang yang telah ditransfer dengan uang pribadinya, karena suplier tak mau mengganti.  Daripada jadi jelek dengan pembeli yang rata-rata masih teman dekat atau keluarga terpaksalah dia berkorban

Tak nyaman dengan cara berjualan seperti itu diapun mulai memesan dulu untuk disimpan di rumah.  Nanti baru dia tawarkan di media sosial. Lebih aman karena kondisi barang dia hapal. 

Cara Erni menawarkan dagangan. Tangkapan layar FB penulis
Cara Erni menawarkan dagangan. Tangkapan layar FB penulis
Ramainya toko-toko on line ternama membawa ide tersendiri untuknya.  Karena beberapa toko on line malah menawarkan gratis ongkir, maka kini dia mencari barang dari toko on line. 

Dia hapal betul kapan toko-toko on line mengadakan promo atau diskon besar-besaran. Dia akan menumpuk barang di saat seperti itu. 

Pesanan dia list dulu agar sekalian kirim ke rumahnya.  Jika yang pesan adalah tetangga sebelah,maka pembeli tinggal ambil di rumah.  

Jika pembeli rumahnya tak terlalu dekat bisa diantarkan sambil lewat. Dan jika pembeli yang berbeda kota, maka dia dipaketkannya melalui jasa pengiriman. 

Status Erni di FB. Tangkapan layar FB penulis
Status Erni di FB. Tangkapan layar FB penulis
Letak desa yang jauh di kaki gunung tentu membuat orang sulit pergi mencari barang ke kota karena ongkir transportasi mahal. Jika tetangga sudah sedia, mereka pasti pilih beli ditetangga. 

Lalu tak semua warga desa akrab dengan teknologi Kalau media sosial sih iya ,tak semua mau bersusah payah mencari barang murah, Erni memanfaatkan betul celah itu. 

Apa yang dijual Erni? Macam-macamlah. Dari mulai peralatan makan seperti sendok garpu sampai perlengkapan rumah tangga . Dia menyediakan sepatu dan sandal. Baju dan kerudungpun tinggal pesan. 

Tak banyak laba yang diambil hanya seribu dua ribu, namun karena pesanan membludak, dompetnyapun menebal. Lumayan bisa membeli keinginan sendiri tanpa mengganggu gaji suami. 

Erni dan keluaga. Foto:Erni
Erni dan keluaga. Foto:Erni
Rencana ke depan dia ingin memiliki grosir sendiri. Niatnya semakin kuat melihat animo masyarakat. Kini dia sedang menabung untuk mewujudkan impiannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun