Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dua Makhluk Serupa dengan Nasib Berbeda

20 Oktober 2018   00:53 Diperbarui: 20 Oktober 2018   01:29 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kucing dan tikus. Dokpri

Dua ekor binatang terlihat di selokan tak terurus sedang berhadap-hadapan. Saya coba mengabadikan dengan kamera karena pemandangan yang tak biasa. 

Mereka seperti saling menatap. Entah apakah mereka sedang bercakap-cakap. Apa iya bahasa mereka sama? Tak terdengar suara sih. Mungkinkah telepati? 

Belum juga terlihat gerakan. Apakah si kecil yang akan lewat, ataukah si besar yang akan loncat.

Memang jumlah si kecil berbibir monyong ini semakin hari semakin meningkat. Nyaris semua rumah ditinggali oleh dia. Coba rumah siapa yang tak bertikus?

Sepertinya ini jenis cecurut. Cecurut sudahlah suaranya berisik baunyapun mengusik. Cecurut itu jalan lewatnya akan selalu sama. Meski pintu sudah tertutup namun badan slimnya bisa melewati celah pintu. 

Selain cecurut ada juga Saudaranya si tikus . Badan tikus jaman sekarang sepertinya subur-subur. Mungkin karena memang mereka mudah sekali menemukan makanan. Malah badan tikus sama kucing kini nyaris sama. 

Hewan yang satu ini dibenci luar biasa. Banyak cara digunakan untuk mengenyahkannya. Dari lem tikus hingga racun tikus laku banget di pasaran.  Dari racun tikus biasa hingga racun yang katanya racun kering yang bisa mematikan tikus tanpa meninggalkan bau. 

Tikus itu katanya cerdas. Jika suatu kali ada tikus yang kena perangkap, maka tikus yang lain sudah dapat berita dan tak akan terperangkap di tempat yang sama. 

Jujur saya jengah dengan keberadaan tikus. Rumah tak nyaman dengan keberadaan mereka. Entah bagaimana bisa memusnahkannya. Alam sudah tak mampu melawannya karena lingkaran rantai makanan sudsh terputus.  Ular sawah sudah tak ada burung elang juga entah dimana. 

Binatang yang lebih besar sebelahnya lebih berkelas.  Semua melihatnya dengan gemas. Kucing adalah binatang beruntung. Cuma tiduran dan malas-malasan saja orang sudah sayang. 

Tidak perlu repot-repot bertelur seperti ayam.  Tak usah menghasilkan susu seperti sapi. Tidak perlu jago bernyanyi seperi burung. Cukup mengeong-eong manja saja manusia sudah tertawa. 

Kalau sudah sayang makanan mahalpun tak mengapa. Salonpun bisa mereka kunjungi laksana manusia. Kalau sakit dokter hewan ternamapun jadi pilihan. Pokoknya uang bukan lagi masalah yang penting kelucuannya dijaga. 

Hidup memang tidak adil buat mereka berdua. Padahal mereka sama-sama mamalia. Warna bulunya nyaris sama. Dua-duanya berkumis,dua-duanya berekor. Tapi yang satu harus susah payah mencari makan. Yang satu cukup dengan guling-guling semangkok makanan disiapkan. Yang satu berusaha disingkirkan. Yang satu lagi dicari-cari bahkan mendapat elusan. 

Kira-kira selanjutnya mereka akan apa. Kucing akan mengejar tikus, tikus mengejar kucing? 

Kucing akan menggigit tikus? atau malah tikus yang menggerayangi kucing?tikus terlihat seperti menantang kucing. Kucing terlihat tidak sepercaya diri tikus. 

Silakan tebak endingnya, apakah mereka akan berkelahi untuk mempertahankan ego dan hidup? Ataukah mereka akan baikan serta salaman lalu kembali ke habitat masing-masing?entahlah..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun