"Wah saya ga tahu bu, soalnya belum pernah mencoba!"jawabnya sambil tersenyum.Â
Untung si Ibu balas tertawa. Nah loh kalau seperti itu bagaimana coba. Apa mungkin dia harus memiliki kucing sebagai testimoni?
Penjual makanan burung sebaiknya mengerti juga dunia burung. Mengapa? Karena tak jarang yang beli curhat. Nah, mau tak mau Sarifudinpun jadi belajar membaca lagi lewat internet.Â
Tapi paling tidak karena dia juga suka dan memelihara burung, beberapa kasus yang pernah menimpa burungnya dia jadikan pengetahuan yang dibagi dengan konsumennya. Curhatan pembelipun dilayani, laksana dokter yang sedang memeriksa pasiennya.Â
Omsetnya merangkak naik. Orang-orang sudah mulai mengenal warungnya. Terkadang meski tutup karena sudah malam, para pencinta burung atau kucing garis keras, Â tak segan mengetuk pintu dan memaksa untuk dilayani. Mereka tak kuasa jika harus melihat peliharaannya menderita mungkin.Â
Untunglah warung Sarifudin ini bersatu dengan rumah jadi tak masalah jika pembeli tak sabar menanti esok hari. Paling acara makan atau mandinya saat tutup warung sedikit terganggu.Â
Bisnis makanan hewan sepertinya memang menjanjikan. Karena ternyata banyak ragam dan jenis yang bisa ditawarkan. Andai punya modal besar, tentu dia akan memperbesar usaha katanya.Â
Begitulah pencinta burung yang merupakan mantan pelukis kaca dengan bisnis jual pakan hewannya. Jika kita mencintai pekerjaan, maka penghasilan menjadi sebuah bonus saja.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H