Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenaikan BBM Bisa Jadi Solusi Mengurangi Pengendara Motor di Bawah Umur

13 Oktober 2018   12:40 Diperbarui: 13 Oktober 2018   13:21 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sederet motor terparkir di sebuah SMA. Foto: Irma Tri Handayani

Menyelami kenyataan bahwa BBM sekarang sudah resmi mengalami kenaikan saya jadi ingat pada foto ratusan motor yang terparkir di sebuah SMA di Bandung ini. Tanpa sengaja saya melihatnya di balik jendela dan entah mengapa saya ingin memotretnya. 

Sekali lagi saya katakan ini parkiran SMA,bukan parkiran perkantoran. Mungkin ada beberapa milik Bapak/Ibu guruya, sebagian lagi milik karyawan sekolah, sisanya? Ya pasti milik siswa-siswinya lah. 

Usia anak SMA berapa sih? Untuk kelas X mungkin 15 tahun, XI sepertinya 16 tahun dan kelas XII 17 tahun. Tidak mungkin hanya kelas XII yang diperbolehkan menggunakan motor. Sekolah biasanya tak mau repot terlalu dalam mengatur itu. 

Saya yakin yang memiliki motor itu campur antara usia 15-17 tahun.  Dan kemungkinan besar yang masuk usia 17 tahun itu hanya sebagian kecil saja. Sebagian besar tahun depan mungkin menginjak usia 17 tahun. 

Lah kok kepo banget membicarakan umur? ya iyalah harus soalnya jika melihat dari usia, anak-anak ini sebagian besar belum memiliki KTP, apalagi SIM. 

Memang ada sih ya nekad membuat usianya lebih tua agar mendapatkan SIM tapi saya yakin tak banyak. Pasti hanya 1 atau 2 orang saja. 

Orang dewasa saja yang sudah melewati usia usia 17 tahun banyak kok yang belum kepikiran mengurus-urus SIM dengan alasan tak ada waktu,tak mau repot atau tak ada duit. Apalagi mereka yang uang jajannya saja masih minta sama mama papa. 

Lalu mengapa mereka dibekali motor oleh orang tuanya?  Ada yang memang orang kayyah sehingga memberikan motor bermerk yang mahal adalah salah satu kewajiban mereka dalam menunjukkan tingkat kekayaannya. 

Ada juga orang tua dengan ekonomi menengah ke bawah memberikan motor dengan alasan untuk memperingan ongkos jalan. 

Dan adalagi orang kere, yang memaksakan diri meski untuk makan saja puasa senen -kemis tapi nekad mencolek leasing agar bisa  mencicil untuk anaknya yang merengek minta motor. 

Atau ada juga anak yang memang diam-diam membawa motor ayahnya tanpa bilang-bilang karena sepulang sekolah dia mau nonton dengan gadis pujaan di sekolahnya. 

Andaikan Polisi melakukan razia di depan sekolah ini saya yakin, nyaris semua motor ini akan kena tilang. 

Andai pak polisi iseng berpatroli tepat di depan gerbang sekolah ini, saya pasti akan tertawa melihat banyak anak -anak pengendara panik lalu balik kanan tak jadi sekolah dan memilih kabur saja. 

Sebenarnya mengendarai motor untuk usia mereka bukan cuma sekedar kelengkapan SIM doang, namun juga kematangan usia mereka yang masih labil dan tak menguasai psikologi berkendara di jalan raya. 

Jangankan mereka yang belum dewasa, orang yang lebih tua saja banyak kok yang naik motor seenaknya. Saya kalau menyebrang jalan paling takut bukan pada mobil atau truk tapi pada motor, karena mereka sering kali punya kekuatan super yanh secepat kilat ada di depan mata padahal sebelumnya jalanan sepi. 

Kalau orang tua yang celaka mungkin lebih bisa menerima, tapi kalau anak-anak di bawah umur kok rasanya sayang sekali ya. 

Sudah bosan membahas kecelakaan motor yang melibatkan anak di bawah umur. Jujur, saya sampai tak bisa berempati malah sering kali mengutuk mereka orang tua yang tertimpa musibah gara-gara anaknya kecelakaan lalu lintas menggunakan sepeda motor. 

Entah dimana akal sehat mereka membiarkan anaknya berkendara motor. Ada malah yang bangga anak di bawah umurnya sudah bisa mengantar emaknya belanja kepasar. Tepok jidat deh!

Malah banyak juga yang sengaja dari SD mengajarkan anak mereka naik motor. Dan mereka pamerkan malah malah! Hadeuuh!!! 

Dan terakhir yang ingin sampaikan adalah mengapa para pengendara motor di bawah umur ini cuek membawa motor ke sekolah mungkin, mungkin ini ya, karena harga BBM kita murah. Buat seliter saja premium doang tak sampai 10.000 sudah bisa jalan. 

Coba kalau premiumnya sampai 50.000 per liter, mungkin orang tua akan berfikir ulang untuk merelakan anaknya naik motor ke sekolah. 

Dan jika transportasi umum murah, pasti tuh emak-bapak lebih merestui anaknya menggunakan transportasi umum ke sekolah. 

Nah, kalau semua orang tua begitu, amanlah jalan dari pengendara motor di bawah umur. 

Parkiran motor ini akan sepi . Dan jika ada razia polisi di depan sekolah, anak-anak tetap melenggang ke dalam kelas tidak perlu panik karena tak memiliki SIM. 

Jadi apakah menaikkan BBM bisa menjadi salah satu solusi mengurangi pengendara motor di bawah umur ke sekolah? Entahlah itu pikiran ringan saya saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun