Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jalan Raya Bukan Asbak Terbesarmu Duhai Perokok!

6 Oktober 2018   10:25 Diperbarui: 6 Oktober 2018   15:22 3324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satu puntung rokok. Dokumen pribadi

Waktu heboh pemberitaan suporter Jepang membersihkan puntung rokok di sekitaran tempat bertanding saat event Asian Games, saya sebenarnya tak terlalu kaget, tapi bukan berarti tidak malu ya. Saya pikir, mungkin untuk acara sekelas internasional para perokok indonesia punya urat malu sehingga mereka akan membuang puntung pada tempat sampah gitu. Atau kalau kok ga nemu tempat sampah, ya.. kumpulin lah dulu nanti sampai rumah baru dibuang berjamaah di tempat sampah rumah. 

Ternyata para perokok itu tak peduli atau mungkin sudah terlalu terbiasa. Bagi mereka jalan adalah tempat membuang puntung termudah.  

Bukan cuma tukang ojek yang tertangkap kamera saya ini yang biasa buang sembarangan dengan muka tanpa dosa, begitupun para perokok yang punya mobil keren. Dia sanggup beli mobil mahal, tapi tak sanggup beli asbak untuk di simpan di dalam mobilnya. Akibatnya sesekali tangan keluar saat abu rokok akan dibuang atau saatnya puntung melayang ke jalan. 

Seorang perokok membuang puntung ke jalan. Dokumen pribadi
Seorang perokok membuang puntung ke jalan. Dokumen pribadi
Masalahnya adalah membersihkan puntung rokok tak semudah membersihkan sampah plastik. Sampah plastik kan sudah jelas gede, jadi gampanglah mungutnya. Lah puntung rokok, udah ukurannya kecil, berserakan pegel nian harus membersihkan satu per satu. 

Saya iseng mendokumentasikan puntung rokok yang bertebaran di jalan. Hasilnya, luar biasa. Nyaris setiap jengkal bukan lagi meter puntung rokok bertebaran. Jadi sepanjang jalan, puntuuuuung semua. Bahkan yang kurang ajar, ada yang bungkus rokoknya juga sekalian dibuang bersamaan. 

Jadi coba ya para perokok, saya tahu kalian begitu menikmati saat merokok, saya tahu kalian tak kan bisa dihentikan secara mendadak merokok hanya karena tulisan merokok bisa menyebabkan kanker dll. Tapi mbo ya tolonglah minimal sampah puntungnya dipikirkan, jangan seenaknya buang. Kamu yang nikmat kami yang tidak nyaman melihat sampahnya. 

Belajarlah bertanggung jawab atas kenikmatan setiap hisapan asap rokokmu. Kamu siap sakit, siap juga membuang puntung rokok di tempat sampah. Cobalah memikirkan kebersihan lingkungan. 

Jika dari satu orang kalian membuang 1 puntung rokok saja tiap hari, kali 30 hari, kalikan lagi satu bulan untuk 30 hari kalikan lagi satu tahun maka sudah 365 puntung rokok yang tak mengotori jalan.  Coba kamu bayangkan 365 puntung rokok berada disekitaranmu kira-kira risih ga? 

Satu puntung rokok. Dokumen pribadi
Satu puntung rokok. Dokumen pribadi
Jalan raya itu bukan asbak terbesarmu. Sadarlah wahai kaum perokok! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun