Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Pumping" Perdana Saya dalam Menyediakan ASI sebagai Hak Buah Hati

10 September 2018   14:17 Diperbarui: 10 September 2018   14:38 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengajar lalu pumping sebentar. Dokumen pribadi

Andai masa cuti melahirkan 6 bulan,tentu saat ini saya masih mendekap bayi kecil mungil saya yang baru berusia 4 bulan. Apa daya masa cuti sudah berakhir dan saya harus kembali bekerja.

Sedih? pastilah, biasanya tak pernah jauh dari dia sekarang harus terpisah beberapa jam. Sebenarnya pekerjaan saya sebagai pengajar di lembaga Bimbingan Belajar, hanyalah sebentar 90 menit saja.

Tidak seperti beberapa ibu pekerja lain yang meninggalkan buah hati dari pagi hingga petang , namun perjalanan dari kediaman saya di Rancaekek ke Bandung cukup jauh jika macet bisa sampe 2 jam.

Hal yang harus saya siapkan sebelum meninggalkannya tentu saja ASI perahan alias ASIP untuknya. ASIkan hak setiap bayi, jangan sampai diambil hanya gara-gara emaknya bekerja. Sebisa mungkin bagaimanapun caranya dia tetap memperoleh ASI.

Jika sedang jauh darinya maka saya harus memerah alias pumping untuk menyediakan cadangan asip. Pumping juga dapat menjaga kelangsungan produksi ASI.

Peralatan yang dibawa untuk pergi perdana kali ini  adalah botol untuk menampung asi. Karena saya hanya  mengajar selama 90 menit saja dengan tambahan waktu perjalanan pulang pergi 2 jam,  maka kali ini saya tidak membawa tas khusus untuk menyimpan ASIP.

O, ya Saya lebih suka pumping ASI menggunakan tangan alias nemerah dibanding menggunakan alat. Alasannya, ya tangan lebih gampang dicuci, terus ga berat mesti bawa peralatan perah. Efek skin to skin mempermudah keluarnya ASI.

15 menit sebelum mengajar, sayapun melangkah ke toilet. Mencuci tangan lalu memerah ASI, hasilnya memang masih sedikit tapi tak apa, 10 ml oke sebagai permulaan. Sedih sebenarnya memerah dalam toilet. Tapi bagaimana lagi, tempat saya bekerja belum menyediakan ruang laktasi. Bersyukurlah tempat kerja yang sudah menyediakan ruang laktasi.

Sedikit hasil yang diperah atau di pompa buka acuan bahwa asi saya sedikit. Karena memerah atau memompa asi itu perlu kedisiplinan waktu. Perlu diterapkan apakah saya ingin sejam sekali atau dua jam sekali. Tapi harus terus dalam durasi yang sama. Semakin disiplin saya dalam pumping, semakin banyak volume ASIP yang akan dihasilkan.

Bel berbunyi. Saya melangkah ke kelas. Segera membagi ilmu kimia dengan siswa-siswa Alumni alias yang sudah lulus SMA namun belum meneruskan ke perguruan tinggi.

15 menit menjelang usai ijin kepada siswa untuk kembali memerah asi. Rencana untuk 10 menit setelah itu kembali ke kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun