Apa jadinya kalau panitia penyelenggara suatu acara adalah emak-emak?yang pasti seru.
Apalagi kalau mereka bukan emak-emak biasa melainkan emak-emak ini tergabung dalam Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Â yang artinya para emak yang berjuang untuk mempersembahkan ASI untuk putera puteri tercintanya.
Yang terjadi tentu seru, heboh dan unpredictible. Kalau bertemu untuk rapat jarang yang sendirian pasti bawa gerombolan . Anaknya pasti dibawa. Ada yang masih bayi, balita, bahkan abg sekalipun.
Membahas materi tak pernah bisa serius karena sebentar-sebentar terganggu oleh bayi yang menangis atau balita yang merengek. Makanya pemilihan tempat rapatpun biasanya diusahakan ada tempat bermain untuk anak-anaknya selagi para emak menyatukan suara.
Dan atas dasar keriweuhan itulah rapat lebih sering lewat sosial media dibanding bertemu di alam nyata.
Saya sendiri baru bergabung di komunitas ini tahun 2014. Kegagalan memberikan asi eklusif pada anak pertama membuat saya berusaha mencari informasi penunjang sukses asi eklusif.
Nah, Â hari Sabtu, tanggal 11 Agustus 2018, para emak-emak anggota AIMI Bandung mengadakan puncak acara festival Breastfeeding atau pekan Menyusui Asi Sedunia yang berlangsung tanggal 1-7 Agustus 2018.
Digelar di depan halaman  perpustakaan kota,  Jl Seram no 2 Bandung berlangsung dari jam 9 pagi hingga selesai.
Karena acaranya emak-emak, maka pengisi acarapun tak jauh dari mereka. Â Acara awali dengan penyuluhan kanker dan deteksi kanker. Dengan mendatangkan langsung mobil klinik kanker.
Sementara berlangsung talk show, ada juga latihan yoga bersama komunitas Mi Familia Yoga persembahan RS. Harapan keluarga. Beberapa pasangan suami istri bersama bayi mereka nampak asyik mengikuti yoga.
Acarapun berlanjut. Â Adalah Dr Evie Douren dari yayasan Sayangi Tunas Cilik yang kemudian hadir dan membeberkan pneumonia. Saat ini di Indonesia, kasus Pneumonia sudah cukup banyak. Â Kesadaran masyarakat akan penyakit mematikan pada bayi ini perlu ditingkatkan agar bayi kita terlepas dari derita pneumonia.
Sebelum lanjut ke acara berikutnya ada penampilan dari WSDK (Women self defense kopo-ryuwomen seld defence) komunitas ini mengajarkan wanita untuk mampu menjaga diri jika sesuatu yang tak diinginkan terjadi seperti penjambretan atau penodongan. Seperti yang kita tahu wanita merupakan sasaran empuk para penjahat karena dianggap lemah.
Selesai atraksi WSDK, naiklah salah satu Dsa favorit di Bandung, Dr Frecillia Regina Sp. A., IBCLC. Dengan ditemani oleh moderator Dr. Pratami Diah Herlianti,dokter Frecilia dengan jelas membuka informasi tentang ASI dan peran orang tua untuk Indonesia bebas stunting.
Stunting adalah kondisi dimana pertumbuhan anak tidak seperti semestinya. Baik itu kenaikan berat badan maupun tinggi badan anak. Itulah Mengapa para orang tua harus selalu memeriksakan kenaikan berat badan dan pertambahan tinggi badan. Usahakan selalu memplot garis kenaikan keduanya. Â Tak lupa dokter yang selalu dinanti Ibu-ibu ini mengajari Ayah-bunda yang hadir untuk mengisi kurva berat dan tinggi badan. Â Mereka begitu antusias mengikutinya.Â
Ada pula Drg. Eska Deanira R yang nyaris gagal memberi ASI hingga harus melakukan relaktasi. Dan yang tak kalah luar biasanya seorang ibu bernama Galuh Pangestri  yang harus berjibaku dengan mastitis dimasa menyusui. Setelah berhasil disembuhkan, dia malah bisa mendonorkan ASInya untuk orang-orang disekitarnya.
Sementara emak-emaknya khusyu mengikuti talkshow, bagaimana nasib anak-anaknya, akankah terkatung-katung?  Hohoho tentu tidak panitia yang diketuai oleh seorang Ibu muda bernama Tyas Ayu Lindiastuti  ini menyediakan komunitas yang ramah untuk anak-anak.
Ada komunitas botanina yang mengajarkan anak-anak membuat bath bomb sendiri, ada pula komunitas warung 1000 kebun yang mengajarkan anak untuk berkebun dan mencintai tanaman.
Acara yang sebegitu banyaknya tak terasa berat meski saya hadir sambil menggendong anak terkecil saya yang berusia 3 bulan. Sebagai bagian dari AIMI, kali ini hanya saya yang masih memiliki bayi.
Usai sudah semua acara. Senyum manis tersirat di wajah para panitia. Keletihan mempersiapkan acara breastfeeding festival ke -2 berhari-hari yang lalu terbayar dengan kesuksesan.
Acara ini tentu saja di hadiri oleh sang ketua Antjeu Chaizir ditemani juga oleh pengurus sekaligus ketua HBBF (Homemade Healthy Baby Food) Amanda Pingkan Wulandari serta beberapa dedengkot AIMI Bandung yang lainnya.
Sayapun melangkah pulang. Jarak Bandung-Rancaekek tempat tinggal saya memang tak dekat. Â Namun jauhnya jarak ini terasa nikmat dilewati setelah ikut berpartisipasi bersama teman-teman AIMI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H