Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Balada Penulis yang Memiliki Bayi

3 Agustus 2018   11:40 Diperbarui: 3 Agustus 2018   12:37 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis dengan diiringi tangis bayi

Bukan bermaksud curhat, bukan juga mau pamer. Karena bukan cuma saya di dunia ini yang baru memiliki bayi.

Bayi satu atau dua bulan hobinya cuma minum susu, bobo, BAB dan BAK. Begitu juga bayi saya.

Nah, Ritualnya di setiap hari adalah dia minum ASI, lalu di gendong dan badan si emak bergoyang-goyang kanan kiri.

Kalau digendong tidurnya pulaas sekali. Ada angin badai atau petir menggelegar dia tak bergeming. Matanya tetap tertutup.

Tapi kalau di pindahkan ke tempat tidurnya, beuh istilahnya ibunya baru mau kentut dan belum berbunyi saja dia udah tahu, begitu sampai kasur matanya langsung terbuka lebar.

Setelah itu?  setelah itu ya dia nangis lah, dan ritualpun diulang dari nol. Menyusuinya, menggendong sambil diayun ke kanan dan ke kiri sambil bernyanyi. Pegal? Wah jangan ditanya, sepertinya pundak sudah mati rasa.

Makanya kalaupun berniat menidurkannya di kasur itu usahakan bobonya sudah sekitar satu jam supaya kalau dia bangunpun biasanya tak terlalu rewel karena cukup waktu tidurnya.

Lalu apa yang harus saya lakukan kalau dia sudah tertidur tapi belum dipindahkan? Menunggu 1 jam sambil bengong berkepanjangan tentu sangat menjemukan dan sayang waktu terbuang.

Akhirnya membuka sosial media untuk mengintip status orang lalu ikut memberi komentar atau sekedar memberi "like"

Tapi itu juga ada kadar kebosanannya. Apalagi kalau status-status yang di baca mulai isinya kalau tidak pamer foto selfie atau foto makanan.

Untunglah saya senang menulis. Dan karena seorang kompasianer, maka penyaluran hobi menulis mudah.

Melihat blog competition yang segambreng membuat saya beryukur dam berterima kasih pada kompasiana karena jadi semangat menulis.

Selain ketagihan karena beberapa kali pernah merasakan diganjar rupiah, namun juga keseruan saat menyelesaikan tulisan itu tak terlukiskan.

Apalagi sekarang ada program K-rewards. Bulan ini harus ikutan nih! walau pendaftaran e cash ke banknya masih perlu diulang karena kemarin webnya sedang eror.

Satu tulisan tak bisa selesai dalam sekali waktu. Bisa jadi beberapa hari. Karena menulis hanya dilakukan saat bayi tertidur saja.

Kalau mood sedang baik bisa jadi tulisan selesai dalam 1 jam.

Hambatannya ya itu dia kalau si kecil sudah bangun. Biasanya dia menggeliat-menggeliat dulu. Kalau tahap begitu sih bisa diabaikan. Menulis bisa terus jalan.

Lalu dia mulai merengek manja. Itu juga bisa dialihkan dengan sekedar berciluk ba atau bernyanyi-nyanyi ga jelas nada padanya.

Kemudian tangisan mulai sedikit naik oktafannya, nah kalau sudah begitu pura-pura budeg dulu supaya tulisan selesai.

Tapi kalau nangisnya sudah nyaris berteriak hingga suaranya nyaris serak,  maka sayapun menyerah. Tulisan dihentikan meski belum selesai.

Karena sering terhenti paksa maka sering kali kendala teknispun terjadi. Lupa menyimpan itu yang paling sering dilakukan.

Begitu mau meneruskan tapi file hilang rasanya ingin nangis sambil bergulingan. Mau marah sama dia, eh dianya malah tertawa lucu.

Inilah secuil kisah sambil menyelam minum air. Sambil mengasuh bayi sambil menulis. Menulisnya tentu lebih sering lewat mobil seluler biar gampang sambil bayi di goyang-goyang. 

Kolaborasi menulis dan menggendong
Kolaborasi menulis dan menggendong
Kalau sedang beruntung karena sang bayi tidurnya pulas dan lama bisalah lewat laptop. 

Nah tulisan sekarang ini dibuat dengan posisi tidak mengenakan karena dia tanggung saya baringkan sementara matanya sudah terbuka, terpaksalah menulis sambil tiduran. Sayang tinggal klik "Tayang"

Akhirnya..

Anakku dalam keterikatanku denganmu di kain jarik ini ijinkan emakmu tetap berkarya..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun