[caption caption="Jarimu Harimaumu. Dokumen pribadi. "][/caption]Saya adalah pengguna aktif media sosial. Selain untuk wadah mengekspresikan diri, media sosial juga alat untuk mendapatkan Informasi sana -sini. Namun akhir-akhir ini saya terganggu dengan berita yang kerap kamu sebar.
Hati-hatilah menyebar berita dan cerita di media sosial. Sadarkah kamu bahwa apa yang kamu tulis atau bagikan akan berdampak luas untuk jutaan pembaca. Apalagi kalau yang dibahas adalah tentang perbedaan agama.
Saya percaya di agama manapun tak diajarkan untuk menyerang atau menjelek-jelekan agama lain. Jangan mencampur adukan pemahaman agama kita dengan agama lain karena tentu saja takkan bisa dibandingkan.
Kamu mungkin hanya bermaksud membangkitkan kecintaan akan agamamu.Tapi kamu tak memperhitungkan kebencian yang akan muncul sebagai efek sampingnya.
Tahukah kamu bahwa dari jaman dahulu kala negara Indonesia ini sudah tercipta dengan berbagai keragaman salah satunya agama. Ingatkah kamu catatan sejarah di tahun 1928 yang menggoreskan cerita bersatunya berbagai suku dan agama sehingga melahirkan sumpah pemuda. Para pendahulu kita tak ribut masalah agama. Bersatu dan bahu membahu mereka kemudian berjuang untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Mereka sudah bersusah payah memperjuangkan persatuan dan kesatuan, kamu yang lahir di jaman yang sudah merdeka ini dengan mudahnya melempar isu keagamaan yang jelas memecah belah persatuan dan kesatuan. Entah dimana hati nurani mu. Jika mereka masih ada saya yakin mereka berduka.
Belum ada ceritanya saat melawan penjajahan syarat agama sama jadi patokan. Betapa akan merepotkan jika karena berbeda agama lalu para pahlawan kita urung membela negara. Keberagamaan itulah yang pada akhirnya menghantarkan kemerdekaan untuk bangsa Indonesia.
Di beberapa belahan pertiwi pernah terjadi pertempuran penuh darah hanya karena isu agama. Jika isu agama juga kamu gulirkan lewat media sosial maka efeknya lebih luas dan lebih dahsyat dari apa yang pernah terjadi. Itukah yang kamu inginkan? Kalau ya selamat!karena akan banyak fasilitas umum yang rusak dan akan banyak anak yang menangis karena ditinggal ayahnya yang berjuang sia-sia untuk isu yang tak ada kontribusinya dalam pembangunan bangsa.
Segeralah hentikan membagikan berita yang menambah jurang perbedaan. Segeralah sadari bahwa negara kita memang telanjur lahir dengan perbedaan. Perbedaan pada akhirnya akan membuat negara kita kaya bukan?
Contohlah dua pahlawan olimpiade kita Tantowi dan Liiyana. Meski mereka berbeda keyakinan namun mereka tidak canggung untuk saling membantu saat melewati pertandingan final melawan Malaysia. Andai agama menjadi masalah mungkin mereka tak mau berbaur dan medali emas itu tak pernah bisa kita miliki.
Apakah kamu tidak bangga menyaksikan mereka dikalungkan medali emas? Tidakkah kamu merinding kembali mendengar lagu Indonesia Raya berkumandang di sana?
Belajarlah toleransi dari mereka berdua. Agama adalah urusan pribadi yang tak usah dicampur baurkan dengan karya.
Yang saya yakini di kitab suci Alquran , kerukunan beragama tersirat di surat al-kafirun di mana pada ayat terakhirnya berbunyi" Untukku agamaku dan untukmu agamamu. Betapa agama islam yang saya anutpun mengajarkan toleransi beragama.
Saya tak mau lagi membaca berita yang mengadu dombakan agama. Jangan kirim gambar yang membuat pembaca membenci pemeluk agama lain. Rasanya sudah tak jaman mempeributkan perbedaan agama. Kalau mau ayo tunjukkan saja apa yang sudah kamu lakukan untuk bangsa ini!
Mari rawat keberagaman agama lewat media sosial. Ingat  jarimu harimaumu! Jika kamu tetap melakukannya maka terpaksa kita berhenti berteman.Â
 Facebook:  Irma Tri Handayani
Tweeter: Â @irmatrihandaya3
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H