Mohon tunggu...
Mega Nugraha
Mega Nugraha Mohon Tunggu... Lainnya - Jalan-jalan, mikir, senang

Suka jalan-jalan, suka tempat wisata Indonesia...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ironi Dua Perempuan Yang Tak Saya Kenal

26 Oktober 2013   17:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:00 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar jawaban tersebut, bu Eet yang masih terisak langsung tertawa ketika saya beri penjelasan bahwa Pontianak itu justru berada di Indonesia, bukan Malaysia.

"Ooh Pontianak itu di Indonesia. Kapan bisa dipulangkan. Kalau begitu, alhamdulillah anak saya masih ada dan masih hidup, saya menunggu dia dipulangkan," ujarnya. seraya tertawa dan menanti kabar kepulangan anaknya dari Pontianak.

Selang dua hari setelah pembicaraan dengan Bu Eet, pagi-pagi saya mendapat kabar dari kantor bahwa Rosita, TKW asal Subang yang diduga jadi korban traficking, meninggal di RSUD Pontianak jam 04.00 dini hari. Saya tidak mengetahui penyebab kematiannya.

Hanya saja, kabar tersebut membuat saya kaget. Bagaimana saya memberitahu bu Eet tentang kabar tersebut. Sedangkan dua hari lalu, dia tampak senang dan terharu mendengar anaknya yang ia cari selama 6 tahun tidak membuahkan hasil, sudah ada kabar masih hidup.

Ini ironis dan sangat tragis. Saya berada di posisi sebagai pemberi kabar bahagia sekaligus pemberi kabar duka bagi seorang ibu yang baru saya kenal selama beberapa jam. Padahal jauh sebelumnya, saya tidak mengenalinya atau bahkan bertemu.

Bertambah ironis manakala ia mengetahui kabar tersebut setelah sebelumnya selama bertahun-tahun mencari dan kini, sang ibu berada puluhan ribu kilometer dari tempat saya tinggal, harus mengetahui anaknya telah meninggal.

Saya butuh waktu beberapa jam menyampaikan kabar tersebut pada keluarganya. Untuk menenangkan diri, saya kabari salah satu keluarganya yang berada di Subang melalui telpon. "Innalillahaiwainnalilahirojiun. Kami kaget mendengarnya. Saya mewakili keluarga mengucapkan terima kasih karena telah memberi kabar kakak saya yang selama ini saya cari," kata kakak Rosita, Deka.

Hingga pada siang harinya, saya beranikan diri menghubungi ibu Eet yang berada di Jeddah. Sambungan pertama telponnya diangkat oleh seorang perempuan dan terdengar berbahasa Inggris.

"Hallo, this is from Indonesia, may I speak with Mrs Eet," kata saya lewat telpon tersebut.

Tidak berapa lama, terdengar suara bu Eet. "Saya lagi kerja, nanti telpon lagi," ujarnya.

Namun, saya paksakan untuk memberi kabar bahwa anaknya yang sempat saya kabarkan masih hidup, kini telah meninggal dunia. Di telpon, dia terdengar menangis. Kata-katanya terdengar samar. Bulu kuduk saya langsung berdiri, saya bisa merasakan kesedihannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun