Mohon tunggu...
Mega Nugraha
Mega Nugraha Mohon Tunggu... Lainnya - Jalan-jalan, mikir, senang

Suka jalan-jalan, suka tempat wisata Indonesia...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ironi Dua Perempuan Yang Tak Saya Kenal

26 Oktober 2013   17:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:00 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PAGI itu saya diminta mendatangi satu keluarga di sebuah dusun di Subang. Alamat yang dicari ternyata sudah tidak berada di alamat itu. Saya hanya diberi tahu oleh ketua RT setempat bahwa orang yang tertera di alamat itu, kini sudah pindah.

Lagian, pemilik rumah tersebut, Rosita, ketika tinggal di dusun tersebut, jarang pulang ke rumah. Ibunya pun, Eet, kini bekerja sebagai TKW di Jeddah Arab Saudi. Hanya yang pasti, si pak RT memberikan saya alamat untuk menemui saudaranya.

Tidak lama, saya menuju alamat yang diberikan pak RT. Tugas saya, memberi kabar bahwa Rosita, alamat yang saya terima dari kantor, diduga jd korban traficking dengan modus buruh migran dan sempat bekerja di Malaysia sebagai pembantu. Namun, kabarnya, seseorang dari Malaysia membawanya pergi, entah kemana. Hanya saja, seseorang di Pontianak menemukannya dalam keadaan pingsan pelabuhan Dwikora Pontianak. Setelah itu, Rosita dibawa ke RSUD Pontianak.

Akhirnya saya bertemu dengan Imas, adik satu ibu dengan Rosita. Ketika saya jelaskan bahwa kini kakaknya berada di RSUD Pontianak, Imas tidak bergeming selayaknya mendapat kabar duka. Hanya saja, dia mengatakan bahwa keluarganya telah mencari-cari dia selama bertahun-tahun dan tidak pernah ketemu.

Imas tidak merasa kaget kakaknya menjadi korban traficking. Saya hanya diberi nomor telepon ibunya, Eet yang berada di Jeddah dan selama 6 tahun mencari-cari anaknya. "Nanti mamah mau nelpon mas Mega, ditunggu aja," kata Imas.

Akhirnya saya pulang dan mengunjungi salah satu cafe yang banyak ditumbuhi pepohonan hingga terasa adem di sudut Subang kota. Dua teman kerja saya segera menghampiri. Tiba-tiba smartphone saya berdering. Nomor yang agak aneh dan ketika diangkat, suara ibu-ibu terdengar. Dan ternyata, dia bernama Eet, ibunya mba Rosita yang dikabarkan terkapar di RSUD Pontianak.

Tanpa basa-basi, dia langsung bertanya siapa saya dan menanyakan kebenaran kabar Rosita yang telah ia cari-cari selama bertahun-tahun."Kamu siapa, anak saya dimana, saya sudah cari-cari dia selama 6 tahun kalau saya pulang ke Indonesia tapi sampai sekarang tidak ketemu," kata ibu Eet di sambungan telpon.

Saya kaget dengan rentetan pertanyaan yang dilontarkan. Secara perlahan, saya jelaskan siapa saya dan saya katakan bahwa anaknya, Rosita, kini sudah berada Pontianak namun dalam keadaan sakit dan dirawat di RSUD Pontianak.

Mendengar penjelasan saya, ibu Eet terdengar terisak, mungkin menangis. Ia meminta saya untuk membantu dirinya memulangkan Rosita yang saat itu sedang terkapar. Tidak hanya itu, ia juga meminta dipulangkan dari Malaysia.

"Bagaimana dia bisa di Malaysia, dia itu sakit ginjal. Kalau jadi TKI lalu dia jadi pembantu, dia enggak bakalan bisa. Siapa yang memberangkatkannya. Kalau bisa, segera pulangkan dari Malaysia," ujar Eet.

Saya kembali menjawab bahwa saya sendiri tidak tahu apa-apa mengenai siapa yang memberangkatkan anaknya. Saya sendiri tidak kenal siapa Rosita dan belum pernah sekalipun bertemu dengannya. "Ibu, anak ibu sekarang sudah ada di Indonesia, sudah tidak di Malaysia lagi. Sekarang di Pontianak," kata saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun