puisi bahrul ulum a. malik
kepada ibu yang tabah menyiram bunga
sebelum kanak bangun meminta sarapan
telah ia tuntaskan segala kasih sayang di meja makan
sepiring nasi dan seperempat telur goreng
kembali kepada ibu yang tabah
menyiram bunga adalah kewajiban
bukan sekadar rutinitas pagi
segala sesuatu telah ia wakafkan untuk rumah
tunas telah beranting penuh warna
kuning adalah warna kesukaannya
bagaimana tidak warna telah memberi kehidupan
keabadian doa pada pohon-pohon juga rerumput
ibu suka melihat kebun dan halaman penuh bunga
aku jadi sadar, bahwa yang ia tanam adalah kenangan
yang tabah menerima kehendak alam
dan ibu masih juga menanam menyiram dan menjaga
bunga-bunga miliknya
kopi sufi brangsong, 05042022; 21.14
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H