[caption id="attachment_89031" align="aligncenter" width="300" caption="ilustrasi (google)"][/caption]
Ambilah apa yang terlihat olehmu dan buanglah apa yang pernah engkau dengar. (Penyair)
***
Psstt, aku punya banyak cerita, dan sebagian besar adalah rahasia. Namun, karena kalian adalah temanku, kuceritakan saja, ya! Dengarkan baik-baik...
Kemarin,
saat aku berjalan kaki di salah satu sudut kota, aku melihat seorang wanita paruh baya
dengan kemben menutupi tubuhnya, dan caping di kepalanya,
ia mandi dan mencuci pakaiannya di sebuah selokan, di pinggir jalan.
Kemarinnya lagi,
masih di jalan yang sama, aku melihat pria tua
menyiramkan air ke tubuhnya yang gelap terbakar terik surya,
telanjang dada dan tanpa celana. (Wuih!)
Kemarinnya lagi,
seorang pria muda, kulihat sedang asik jongkok di dasar selokan sambil ternganga,
entah apa yang diperbuatnya!
Kemarinnya lagi,
setelah hujan deras membasahi kota,
kulihat sampah-sampah hanyut di selokan yang sama,
terbawa air kotor kekuningan, yang entah berakhir dimana.
Kemarinnya lagi,
sebelum air membanjiri, kulihat beberapa anak-anak jalanan tertawa
bermain dengan riangnya, berkejar-kejaran, mencari-cari kepiting kecil
di antara sampah-sampah yang tertata.
Kemarinnya lagi,
atau mungkin kemarinnya lagi,
kurasa aku mulai jatuh hati padanya.
Kemarin,
ya ya ya, kemarin
....
***
Sebaiknya kusudahi saja membocorkan rahasia ini karena terlalu banyak yang kusaksikan di sudut kota itu, di jalan itu, di selokan itu... Jangan engkau ceritakan pada siapa-siapa, ya! Karena ini rahasia kita! *kumpulan pemandangan saat menunggu bis #12 atau #15 atau saat menunggu lampu merah berubah warna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H