“Habis itu, beli tahu petis dan tempe mendoan untuk kita habiskan di tengah lapangan Simpang Lima sambil menghirup udara malam,” sambungku.
“Oke, setuju tar malam ya, jangan lupa,” tegas Dendi sambil berlalu ke kampus untuk mengikuti kuliah mata pelajaran ke tiga.
“Sambil menyandarkan punggung di dinding ruang tamu dan membaca buku materi kuliah Psikologi Politik. Aku sempat merenda kembali ingatan, betapa ekspresi kebahagiaan Dendi tidak mampu disembunyikan manakala berhasil menembus koran meskipun lokal namun termasuk bergengsi di level Jawa Tengah. Kapan ya tulisanku bisa dimuat.....?!?
(Bersambung....)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H