Si Anak Cahaya adalah buku ke-5 dari seri Anak Nusantara yang ditulis oleh Tere Liye. Diterbitkan pada 2018 oleh PT Sabak Grip Nusantara. Buku ini bercerita tentang Nurmas, seorang gadis yang tinggal di sebuah desa di pedalaman Pulau Sumatra beserta keluarga, kawan-kawan, dan penduduk desa tersebut.
Nurmas, atau biasa dipanggil Nung, adalah anak yang spesial di keluarga dan desanya. Ia dikenal akan kepintaran, kemandirian, kegigihan, dan perilakunya yang baik. Saking terkenal perangai baiknya, ia dijadikan teladan oleh teman-temannya. Buku ini mengisahkan berbagai petualangan dan kejadian yang mewarnai hidup Nung dan membentuknya menjadi Si Anak Cahaya. Kisah Nung juga dilengkapi oleh kehadiran keluarganya: Ayahnya, Yahid; ibunya, Qaf; juga adiknya, Unus. Serta teman-temannya dengan pelbagai perangai: Siti, Rukayah, dan Jamilah.
Kisah ini berlatar di sebuah desa di pedalaman Sumatra. Latar yang asing bagiku ini memberikan perasaan takjub dan kagum. Aku dapat merasakan betapa asrinya lingkungan desa dan keramahan warga-warga desa, hanya dari beberapa baris kata di buku ini. Sang penulis dengan handal merajut suasana di setiap skenario. Ada kalanya aku ingin menangis melihat perjuangan Nung dan warga di desa di tengah keterbatasan, selanjutnya haru akan kebahagiaan yang masih bisa dirasakan Nung dan teman-temannya di tengah keterbatasan.
Karakterisasi dalam buku ini bagus. Bukan sekali aku terpingkal karena aksi konyol karakter-karakter yang beragam watak dan tabiatnya. Namun, salah satu kekurangan dari buku ini, menurutku terletak di pengembangan karakternya. Kekurangan ini terhubung dengan resolusi dari cerita ini.
Spoiler, resolusi dari cerita ini adalah Happy Ending. Kesimpulan yang memuaskan. Semua masalah telah diselesaikan, kita diberi kepastian lengkap akan nasib karakter-karakter utama. Namun, hal yang menurutku kurang di kesimpulan ini, adalah minimnya perkembangan karakter yang pada akhirnya menghasilkan kesimpulan ini. Namun, aku dapat mengerti mengapa sang Penulis memilih untuk menulis kesimpulan ini. Pada klimaks cerita, telah diceritakan kejadian yang membuat Nung dijuluki sebagai si “Anak Cahaya”. Sebenarnya cerita telah mencapai resolusi di situ, namun sang penulis memilih untuk tetap melanjutkan cerita ini untuk mendapatkan resolusi yang benar-benar memuaskan.
Pesan yang hendak disampaikan oleh sang penulis dibawa dengan sempurna oleh karakter utamanya, Nurmas. 'Nur' berarti cahaya dan 'Mas' berarti sebuah logam mulia yang berharga. Arti dari nama ini juga dicerminkan dalam karakter Nurmas. Sepanjang novel, kebaikan dan kemuliaan hati Nur ditampilkan berkali-kali. Walau berkali-kali juga Nung menderita dan terjatuh karena kesulitan yang dibawa zaman itu, kebaikan yang ditunjukannya bagai sinar terang melawan kegelapan keterbatasan.
Overall, Si Anak Cahaya adalah buku yang memadukan Aksi, Drama, Petualangan, bahkan sedikit Romansa ke dalam satu adonan, dan menghasilkan sebuah buku yang menarik dan imajinatif
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H