Baru sedetik kuterpejam pandanganku sudah terbawa ke relung pahit masammu
aku melihatnya bagai gurun yang tandus dan gersang, debu pasir hampir membutakan mata batin
tiada tawa, suka ataupun ceria, bagimu mereka sudah mati sambil berlutut
seperkian langkah dari kesuramanmu aku bertekuk pohonkan rahmat untukmu
karena di setiap teralunnya doa kau teramat amat sesak.
Sudah satu jam kau mematung di sudut elevator jiwa, hendak ke alam baka atau tetap di dunia kau merasa takut
karena kau merasa resah karena setiap apa yang kau panjatkan tidak dengan segenap hatimu
sebab engkau sadar ribuan orang yang memohon tidak lebih baik daripada satu orang yang meminta dengan khusyuk penuh
maka dari itu berdoalah baik siang ataupun malam dengan seluruh jiwamu dan engkau harus percaya
dan dengan teralunnya doa darimu yang sepenuh-penuhnya engkau akan diberikan jalan.
bersambung......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H