lalu masihkah ada kegelisahan yang sudi bertamu temu?
di atas setetes waktu...
sujudku,
rindu ingin bertemu keabadian waktu
walau menyulam takut dengan segan silu
akulah aku...
di atas daun pisang, airmata syukurku bersajadah syahdu.
Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?* Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan?**
Sassa, 07 Okt 2010.
*) Al Quran, Surah Al Ghaasyiyah ayat 18.
**) Al Quran, Surah Al Ghaasyiyah ayat 20.
Catatan kaki: Puisi ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi saya yang pada ketika itu sedang menjalankan tugas dari perusahaan dan berada di lokasi hutan yang jauh dari pemukiman warga. Ketika itu, tibalah saatnya untuk saya menunaikan sholat fardhu Asar dan tanpa berfikir panjang (spontanitas) saya pun mengambil beberapa lembar daun pisang bekas tebangan untuk saya jadikan sajadah. Ide untuk menuliskannya baru saya dapatkan setelah teman sekerja saya mengatakan “sajadah daun pisang, ya?!”. Puisi ini juga dimuat dibuku antologi puisi "munajat sesayat doa" terbitan Leutika Prio.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H