Mohon tunggu...
Lanang Irawan
Lanang Irawan Mohon Tunggu... Lainnya - Senang membaca dan berbagi tulisan.

Kedipan nyalakan bara, lelapnya pulaskan renjana.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senja di Tepi Laut

18 Juli 2020   15:06 Diperbarui: 18 Juli 2020   14:54 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Sungguh tak mungkin, kau sudah terlalu nista!" Santiran itu sepenuhnya mencela. Benar-benar berharap si perempuan putus asa.

"Tidak!" Ia mencengkram kepala, korneanya purna menagih angkasa, "Jika Tuhan hanya tempat mengadu manusia-manusia baik dan terhormat saja. Lantas pada siapa orang hina sepertiku harus mengiba?"

Sukabumi. 18 Juli 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun