Bagaimana Konsep Brahman bagi Kehidupan Manusia?
Halo Sobat Budiman
Apakah kalian mengetahui tentang brahman?
Bagaimana kalian memahaminya?
Brahmavidya atau Brahma Jnana Tattva merupakan ilmu tentang Tuhan. Brahma diartikan Tuhan, yaitu gelar yang diberikan kepada Tuhan sebagai unsur yang memberikan kehidupan kepada semua ciptaannya. Baik Vidya maupun Jnana memiliki arti yang sama yakni ilmu. Tattva berarti hakikat tentang tat atau "itu", yaitu Tuhan dalam bentuk Nirguna Brahma. Tattva Jnana artinya sama dengan ilmu tentang hakikat. Sang Hyang Widhi Wasa disebut Tuhan dalam Siwa Tattva. Nama ini berarti yang menakdirkan, Yang Maha Kuasa yangmana dalam Bhasa Bali diterjemahkan dengan Sang Hyang Tuduh atau Sang Hyang Titah. Bhatara Siwa merupakan sebutan Tuhan atau Sang Hyang Widhi Wasa dalam sastra-sastra baik berupa lontar ataupun dalam puja astawa saat upacara keagamaan di Bali. Dalam artian seluruh umat Hindu di Indonesia khususnya di Bali yang telat memeluk Agama Hindu secara turun temurun memuja Tuhan atau Sang Hyang Widhi Wasa sebagai Bhatara Siwa. Dalam Siwa Tattva juga dijelaskan bahwa ajaran-ajaran seperti diatas sering juga disebut ajaran Saivasiddhanta. Ajaran. Dalam artian Veda merupaka sumber utama ajaran-ajaran yang terdapat dalam Agama Hindu, meskipun wujud dan pelaksanaannya dalam kehidupan beragama Hindu berbeda-beda, namun hakikatnya jiwa serta semangatnya adalah sama. Brahman disebut Tuhan dalam Veda. Dikatakan yang pertama ada ialah Brahman, satu adanya, bersifat abadi, pencipta, tak terbinasakan, pelindung, pelebur, pemelihara, cahaya tertinggi, dan sebagai insti alam semesta. Kitab-kitab Upanisad menyatakan realitas dari Brahman Tertinggi sebagai satu tanpa yang kedua, tanpa atribut atau penetapan-penetapan, identic dengan diri terdalam dari manusia. Dalam hal ini dapat dikatakan Brahman mempunyai dua aspek, yakni Saguna Brahman dan Nirguna Brahman.
Brahmavidya Dalam Bhuwana kosa
 Lontar ini terdiri atas sebelas bab yang disebut dengan patalah dan 487 sloka. Secara garis besar isi Bhuawana Kosa terbagi menjadi dua bagian, yang pertama yaitu Brahmarahasyam dan Jnanahasyam. Hal ini diuraikan dalam:
Buana Kosa, 1, 19, yaitu "Tan kateketan mala, tan palzvir, tan pagatra, zvypaka, yonggzvan Sang Hyang Astasizva, tar pacala, ivisesa ya",
Terjemahan
(Tanpa dosa, tanpa wujud, tanpa rupa, tetapi menguasai atau memenuhi alam. Itu tempat bersemayam Sang Hyang Astasiwa, sangat utama tanpa cela).