Mohon tunggu...
Lanang Priyo Sedjati
Lanang Priyo Sedjati Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Kaliboyo, Batang Jawa Tengah.\r\n"Alam tak pernah bercanda, alam selalu menunjukkan kebenaran, alam selalu serius, selalu tegas, alam selalu benar, dan kesalahan-kesalahan serta kelalaian-kelalaian yang ada pastilah ulah manusia. Manusia tidak mampu menghargai alam, dia hinakan, dan hanya pada ketepatan kemurnian dan kebenaranlah dia menarik dirinya dan membuka semua rahasianya" (Johan Wolfgang von Goethe). web: www.tatadesain.com

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Keluarga tanpa Anak, Bisakah?

21 April 2011   17:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:32 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak bisa disangkal tujuan membangun keluarga salah satunya meneruskan garis keturunan. Namun apabila buah hati yang kita harapkan tak kunjung datang sedangkan sudah berusaha semaksimal mungkin. Hal ini pernah terjadi pada diri saya kurang lebih tujuh tahun yang lalu.

Bagi saya apa artinya membangun rumah tangga tanpa mempunyai keturunan atau anak, bagaikan hidup menangkap angin tak ada arah tujuan. Ketika saya membina keluarga berlangsung sudah dua tahun lebih perasaan takut akan tidak mempunyai keturunan menyelimuti hati, jangan-jangan saya mandul begitu sebersit pikiran di benakku. Kami berdua memutuskan untuk memeriksakan diri ke Dokter Kandungan dengan hasil normal menurut dokter, begitupun hasil pemeriksaan tes sperma menunjukkan hasil yang normal tak ada gejala di luar kewajaran. Hal ini membuat kami berdua agak bimbang dan ragu kenapa dengan hasil seperti itu kami belum di karuniai anak?,...pikiran itu menggelayuti perasaanku selama kurang lebih empat tahunan . Segala obat baik medis ataupun Jamu sudah di coba, termasuk diurut.

Namun kami tetap berusaha dan sabar untuk mendapatkan buah hati. Ketika itu kalau tidak salah hari sabtu saya nonton di TVRI ada acara tentang Tabib yang membahas tentang mendapatkan momongan, tanpa pikir panjang esoknya aku meluncur ke tempat Praktek Tabib tersebut. Uang yang saya bawa ternyata kurang untuk menebus obat yang waktu itu bagi kami cukup mahal sehingga terpaksa kami mencari lokasi ATM.

Setelah beberapa bulan berobat tapi belum muncul tanda-tanda kehamilan kami rasanya seperti sudah putus asa. Tidak diduga ketika periksa di dokter ternyata istriku sudah hamil empat bulan. Hal ini tidak kami sadari karena menstruasi istriku siklusnya kadang tiga bulan sampai empat bulan.

Sekarang saya sudah dikaruniai anak laki-laki sudah berumur dua tahun setengah saat menulis artikel ini. Syukur Alhamdulillah saya ucapkan pada ALLAH SWT,...

Mendambakan buah hati memang harus sabar, tidak boleh saling menyalahkan pasangan dan yang terpenting berusaha dan berdoa,...

Aku tak tahu harus berbuat apa jika keluarga yang aku bangun tanpa buah hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun