Mohon tunggu...
Ruth Lana Monika
Ruth Lana Monika Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk menjadi pengantar pesan Semesta

Penulis lahir di Jakarta. Seorang ibu rumah tangga yang sedang berusaha kembali mengasah talenta menulis dan belajar blogging.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Buku Petualangan yang Memacu Adrenalin

25 Mei 2021   14:57 Diperbarui: 25 Mei 2021   15:15 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Buku adalah nyawa dan warisan berharga yang ditinggalkan untuk kemanusiaan serta diberikan turun temurun kepada anak cucu.
Karena tanpa buku, nilai-nilai agama sulit untuk disebarkan, catatan sejarah negara tak pernah ada dan cerita tentang tokoh-tokoh pahlawan tidak akan pernah diketahui orang banyak.

Buku dapat dinikmati tanpa harus membeli karena siapa pun selalu bisa membaca buku di taman bacaan. Buku di taman bacaan tidak perlu uang. Bahkan bisa meminjamnya untuk dibaca di rumah. 

Buku menjadi teman jiwa seperjalanan sepanjang masa yang bermanfaat. Karena buku dapat mengubah masa depan seseorang menjadi lebih baik. Akibat buku, kecerdasan dan pikiran seseorang bertambah. Seseorang bisa berpikir dan bertindak lebih baik dari hari-hari sebelumnya. 

Sewaktu penulis kecil hingga sekarang buku favorit yang dibaca adalah karangan Enid Blyton. Enid Mary Blyton, wanita kebangsaan Inggris kelahiran 11 Agustus 1897, dari pasangan Thomas Carey Blyton dan Mary Theresa Harrison. 

Enid memulai karir penulisan dari 1922 sampai wafatnya pada 1968 dengan sukses membuat cerita anak yang populer di dunia. Karya-karyanya disukai kalangan mulai dari anak-anak hingga remaja. Buku Enid juga diterjemahkan ke 90 bahasa dan masih terjual hingga sekarang di seluruh dunia.

Karya Enid Blyton yang penulis gemari.
1. The Famous Five/Lima Sekawan (1942-1963)
Lima Sekawan adalah salah satu cerita karya Blyton yang paling banyak disukai anak-anak. Julian, Dick, Anne, sepupu tomboi mereka George, dan seekor anjing bernama Timmy bersama-sama menghabiskan liburan mereka dengan petualangan, hiking, bersepeda sampai berkemah.

Cerita akan semakin seru ketika mereka terjebak dalam kejadian aneh dan tempat-tempat yang mengasyikkan yang mereka temukan, seperti Pulau Kirrin, Top Smuggler, Owl's Dene atau mercusuar di Demon's Rocks. Imajinasi tak terbatas saat mereka juga berpergian ke pertanian, istana, gua hingga lorong-lorong rahasia yang menyimpan banyak rahasia.

Enid Blyton yang hidup di rentang tahun 1897 - 1968 menulis 21 buku tentang Julian, George, Dick dan Anna, kemudian dilanjutkan dengan banyak sequel-sequel oleh pengarang lain.

2. The Secret Series/Empat Serangkai (1949-1959)
Empat Serangkai diterbitkan pada 1938. Dalam cerita ini, Enid mengenalkan kita pada tokoh-tokoh menarik, yaitu Jack si bocah pemberani dalam memimpin, Peggy sosok yang keibuan, adiknya Mike yang ceria, dan terakhir Nora yang agak malas dan manja dari yang lain.

Di buku pertama, Pulau Rahasia, keempat serangkai tidak bercerita tentang petualangan mereka menumpas kejahatan, namun di buku ini berpusat pada tema survival. Di buku kedua dan selanjutnya petualangan mereka dimulai. 

Enid hanya menulis 5 buku original mengenai Empat Serangkai. Di tahun 2009 Trevor J. Bolton menulis sequel keenam berjudul "The Secret Valley". Gramedia menerbitkan semua buku Empat Serangkai di tahun 1980an, namun sepertinya tidak ada lagi cetak ulang di era 2010s.

3. The Five Find-Outers/Pasukan Mau Tahu (1943-1961)
Dalam kisah Enid yang satu ini akan fokus kepada cerita detektif, tidak sekedar anak remaja bertemu petualangan secara tak sengaja. Pasukan Mau Tahu terdiri dari Fatty yang merupakan detektif dan karakter utama, Larry, Daisy, Pip, Bets dan anjing Scottie milik Fatty, Buster.  Mereka akan mengajak pembaca terjun dalam sebuah misteri yang bagus dan menarik.

Penuh dengan humor dan intrik, buku-buku ini melukiskan gambaran kehidupan yang menakjubkan di desa Inggris pada abad 20. Enid mengarang 15 buku serial Pasukan Mau Tahu dan semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. 

4. The Secret Seven/Sapta Siaga (1949-1963)
Anggota Sapta Siaga yang terdiri dari Peter, Janet, Jack, Colin, George, Pam, dan Barbara juga memikirkan petunjuk untuk memecahkan sebuah misteri. Mereka ditemani seekor anjing English Cocker Spaniel bernama Scamper. 

Sapta Siaga bercerita tentang klub detektif yang terdiri dari tujuh remaja. Ketuanya adalah Peter. Ciri khas dari cerita ini adalah diawali dengan rapat klub detektif dan mereka secara aktif mencari kasus-kasus untuk dipecahkan. Keunikan lain dari seri ini adalah, semua kegiatan petualangan dilakukan di masa persekolahan, jadi tidak seperti Lima Sekawan dan lainnya yang diceritakan di masa liburan.

Keseruan pekerjaan yang banyak bersembunyi dan berjaga-jaga, mencari petunjuk, membayangi karakter yang mencurigakan dan menanyai orang ini akan menyeret pembaca larut pada alur cerita Peter dan kawan-kawan.

Hal-hal menarik untuk pembaca terutama anak-anak seri Enid yang satu ini juga diakui telah menginspirasi banyak anak-anak selama bertahun-tahun. Ada 15 buku Sapta Siaga dan semua diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

Buku-buku karya Enid Blyton ini dapat menjadi salah satu referensi bacaan anak-anak kita. Karya Enid Blyton yang lainnya pun patut dicoba untuk diselami. 

Manfaat membaca buku bagi anak.
Membiasakan anak-anak untuk membaca sejak dini adalah investasi jangka panjang. Karena dapat memberikan wawasan yang beragam, mengembangkan kemampuan berbahasa, meningkatkan daya ingat dan daya konsentrasi serta mendekatkan hubungan dengan orang tua. Rasa percaya diri, kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar, juga memiliki intelektualitas dapat didapat melalui membaca. 

Membaca buku dapat juga mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas anak-anak. Anak-anak memiliki kekayaan imajinasi dan kreativitas yang luar biasa dengan mampu membayangkan dunia yang sangat berbeda dengan yang mereka tinggali dan kemampuan ini dapat berkembang semakin baik ketika mereka membaca buku.

Membaca buku juga dapat turut berperan dalam menumbuhkan rasa empati pada anak. Anak akan menempatkan dirinya sebagai tokoh dalam buku cerita. Sehingga sebenarnya anak sedang belajar untuk berbela rasa terhadap sesamanya dan belajar mengenali berbagai jenis emosi yang dirasakan dirinya sendiri atau orang lain.

Oleh karena itu, mengajak dan mengajarkan anak untuk gemar membaca sejak usia dini sangatlah bermanfaat. Orang tua dapat menerapkan pola pengajaran membaca buku dengan memperkenalkan anak berbagai jenis/genre buku. 

Mendampingi anak saat mereka baru mengenal jenis buku baru. Biarkan anak memilih jenis buku yang mereka gemari untuk dibaca. Kemudian jadwalkan kegiatan keluarga untuk berkunjung bersama ke toko buku dan taman bacaan.

Yuk, ajak anak-anak untuk gemar membaca!
Salam hangat untuk keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun