Seperti biasanya, matamu selalu memandangku dengan berjuta rasa.
Menimbulkan gelora yang menggetarkan jiwa.
Melihat setiap gerak-gerikku seakan kau akan mati saja bila tak menatapku.
Kau selalu memintaku mengenakan pakaian yang sama.
Dari matamu sering kali ku ingin bertanya, "Apakah kau benar mencintaiku?"
Mata itu, mata penuh semburat peluh.
Retinamu kewalahan menuangkan rindu dari rasa yang kian tersapu.
Terkadang kau terlihat keren sekali, sesekali sulit dimengerti, tetapi beberapa kali kau mampu kulumpuhkan dengan membuatmu tertidur bertilam air mata.
Sesekali juga aku harus menjadi pemarah untuk mengarahkanmu agar tak berlaku gila.
Dan sesekali aku harus mengalah untuk memastikan bahwa hubungan kita baik-baik saja.