Mohon tunggu...
Ruth Lana Monika
Ruth Lana Monika Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk menjadi pengantar pesan Semesta

Penulis lahir di Jakarta. Seorang ibu rumah tangga yang sedang berusaha kembali mengasah talenta menulis dan belajar blogging.

Selanjutnya

Tutup

Segar

Haruskah Berbelanja Lebaran?

7 Mei 2021   13:53 Diperbarui: 7 Mei 2021   14:10 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun ini kita menjalani Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 1442H masih di tengah situasi pandemi Covid-19. Sehingga kebijakan untuk physical distancing dan menerapkan protokol kesehatan masih wajib kita terapkan hingga saat ini. Akan tetapi, salah satu tradisi menjelang Lebaran yang identik dengan berbelanja tidak dapat kita tinggalkan. Kita selalu berbelanja berbagai kebutuhan yang akan digunakan di hari raya, baik itu baju, kue Lebaran, hingga perlengkapan rumah tangga. 

Pada H-7 banyak masyarakat yang sudah mulai berburu berbagai barang kebutuhan Lebaran. Hal ini berdampak juga pada penerapan physical distancing yang tidak dapat dilakukan secara maksimal oleh masyarakat ketika berburu barang kebutuhan. 

Salah satu contoh kejadian ini adalah Pasar Tanah Abang (Minggu, 02/5/21) yang diberitakan mengalami lonjakan pengunjung dengan pengawasan protokol kesehatan yang masih kendur. 

Dilansir dari Kompas.com, para pengunjung berdesakan mulai dari pintu masuk hingga lorong-lorong kios di pasar itu. Protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19 seperti menjaga jarak fisik dan menghindari kerumunan sulit diterapkan. Pandemi Covid-19 tampaknya tidak menyurutkan niat warga untuk berbelanja, menjelang Hari Raya Lebaran mendatang. 

Hal ini membuat kami bergidik dan bertanya kepada diri sendiri: "Apakah kesehatan tidak perlu diperhatikan, hanya demi baju baru di hari raya? Sedangkan baju yang lama masih ada yang layak untuk dikenakan kembali di Hari Raya Lebaran." 

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan ini dan menyaksikan berita di atas membuat kami memutuskan untuk tidak membeli baju baru untuk Hari Raya Lebaran di tahun ini. 

Selain itu, kami merasa berkewajiban ikut menjaga kesehatan keluarga dan sanak saudara yang akan kami jumpai di Hari Raya Lebaran nanti dengan menjaga kesehatan diri sendiri. 

Selain alasan di atas, dampak positif pandemi ini bagi saya dan keluarga adalah kami mulai mengenal, mempelajari, dan menerapkan gaya hidup minimalis. 

Hal ini bukan karena kami tidak percaya akan perlindungan Allah, namun kami lebih memilih untuk berjaga-jaga dan mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat ditimbulkan dari pandemi ini. Kami mulai memilah dalam hal berbelanja dan mulai menyisihkan pendapatan lebih lagi karena pandemi ini tidak tahu akan berlangsung hingga kapan. 

Dikutip dari Breakthetwitch , hidup minimalis maksudnya adalah konsep di mana menjalani hidup dengan barang sesedikit dan sederhana mungkin, namun dapat bermanfaat secara maksimal. Slogan yang cukup dikenal dari gaya hidup minimalis adalah “less is more”. Oleh karena itu, pada Hari Raya Lebaran ini kamu yang ingin turut memulai gaya hidup minimalis dapat ikut berbelanja barang kebutuhan Hari Raya Lebaran seperti kami, berikut ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun