Mohon tunggu...
Ruth Lana Monika
Ruth Lana Monika Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk menjadi pengantar pesan Semesta

Penulis lahir di Jakarta. Seorang ibu rumah tangga yang sedang berusaha kembali mengasah talenta menulis dan belajar blogging.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Musik Kombat

22 April 2021   05:15 Diperbarui: 22 April 2021   05:20 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Saya setuju, pak.” ucapku dan kak Altaf bersamaan.

“Baik, silahkan kembali ke meja kerja masing-masing dan tolong segera berikan daftar lagu tersebut. Terima kasih.”

***

Semenjak kejadian hari itu kami berusaha untuk saling menjaga sikap terhadap satu sama lain dan pak Gunawan benar-benar mengadakan musik kombat bagi kami di bulan Ramadan dengan daftar musik seperti ini, Ramadhan Tiba-Opick, Hasbunallah-Ungu, Ya Jamalu-Sabyan, Kumohon-Afgan, Marhaban Ya Ramadhan- Haddad Alwi-Anti, Penghuni Surga Sejati-Mu-Ungu, Ramadan Gana-Maher Zain, Takkan Berpaling Darimu-Rossa, dan Sang Cahaya-Opick.  Hari ini tepat satu minggu musik kami diputar secara bergantian di jam kerja kantor dan hari ini merupakan hari kami bermediasi. Aku memasuki ruangan pak Gunawan yang di dalamnya sudah dihadiri kak Altaf.

“Duduk Tara. Bagaimana kalian sudah mendengarkan musiknya? Sudah sampai hafalkan liriknya?” kelakar pak Gunawan.

Aku menjawab dengan tersenyum.

“Altaf bagaimana pendapatmu tentang musik yang Tara pilih?”

“Selama satu minggu ini, saya mencoba mendengarkan dan menghayatinya, pak. Dan ternyata saya menyukai musik pilihan Tara.”

Pak Gunawan tersenyum dan melontarkan pertanyaan yang sama kepadaku.

“Saya juga menyukai musik kak Altaf pilih, pak. Ternyata mereka juga memiliki musik religi, selama ini saya tidak mengetahuinya.”

“Baik, sekarang kita beralih ke akar permasalahan kalian berdua. Soal musik sudah sepakat ya, sama-sama meneduhkan. Lalu apa yang menjadi akar permusuhan kalian? Coba apa pendapatmu dulu Tara!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun