Grobogan, Jum'at 17 Februari 2023 kelompok 6 Praktik Belajar Lapangan (PBL) Universitas Muhammadiyah Semarang melakukan pencegahan DBD melalui peningkatan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kabupaten Grobogan khususnya di wilayah Dusun Tambakrejo, Desa Tambakselo, Kecamatan Wirosari.
Dalam proses pelaksanaannya, program ini dilakukan dengan kerjasama antara mahasiswa, tokoh masyarakat, dan Puskesmas Wirosari II yang merupakan Puskemas yang area kerjanya meliputi Desa Tambakselo. Kerjasama dengan pihak puskesmas Wirosari II diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan berupa pendampingan oleh petugas puskesmas bagian kesling, promkes, serta pendampingan dari pihak bidan desa setempat.
Program kegiatan yang berorientasi pada kasus DBD ini bukan merupakan tanpa alasan, akan tetapi permasalahan yang didapatkan diperoleh dari hasil diskusi Bersama masyarakat dan pihak puskesmas dalam Forum Group Discussion yang diadakan di Balai Desa Tambakselo. Sehingga dari diskusi FGD tersebut diperoleh hasil bahwa DBD merupakan kejadian paling meresahkan yang ada di wilayah dusun Tambakrejo.
Apakah DBD di Dusun Tambakrejo meresahkan?
Demam Berdarah Dengue menjadi kejadian yang dianggap meresahkan, sebab setiap tahunnya selalu ditemukan kasus kejadian DBD lokal diwilayah setempat. Adanya keresahan masyarakat diperparah setelah pada tahun 2022 wilayah Desa Tambakselo terutama di Dusun Tambakrejo ditetapkan statusnya menjadi KLB DBD (Kejadian Luar Biasa DBD).
Dengan adanya temuan permasalahan DBD di masyarakat Dusun Tambakrejo, apasih peran yang dilakukan oleh mahasiswa Kesehatan Masyarakat UNIMUS bersama tokoh masyarakat dan pihak puskesmas dalam rangka melakukan tindak pencegahan terhadap kasus DBD?
Mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam hal ini melakukan koordinasi untuk melatih, mensosialisasi, dan pembetukkan kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik). Pelatihan kader jumantik dilakukan dengan praktek langsung deteksi jentik ke masing-masing rumah dengan pendampingan oleh mahasiswa sesuai dengan imbauan yang disarankan oleh pihak puskesmas Wirosari II. Aktivitas lainnya yaitu dengan melakukan bersih desa yang bertujuan untuk mengantisipasi adanya genangan air hujan dibeberapa titik untuk mencegah timbulnya jentik nyamuk di sekitar tempat tinggal masyarakat.Â
Bagaimana tingkat kemanfaatan program intervensi yang dilakukan tersebut?
Menurut penuturan pemangku kepentingan setempat bahawa "Adanya koordinasi yang melibatkan banyak pihak seperti ini, mempermudah kami dan masyarakat dalam menindaklanjuti permasalahan kesehatan yang sering terjadi diwilayah kami. Program yang telah dirancang sedemikian rupa oleh mahasiswa sangat bermanfaat bagi masyarakat yang ada disini, karena bisa kami lakukan secara mandiri oleh kader tanpa modal hanya perlu kemauan dan kerjsama dari masyarakat desa kami sendiri."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H