Anak yang lahir akan mewarisi gen-gen dari kedua orangtuanya. Hal ini juga biasa di sebut Hereditas. Â Pewarisan karakteristik fisik anak akan memiliki kemiripan dengan orangtuanya, seperti bagaimana fenotip atau sifat yang nampak seperti bentuk mata, bentuk rambut, warna rambut, warna bola mata, bentuk bibir, bentuk hidung, warna kulit, jumlah jari, dan lain sebagainya. Pada pewarisan sifat ini akan difaktori melalui sel germ (kelamin) dan sel somatik.
Kasus MBA (married by accident) merupakan sebuah tindakan yang melanggar norma dan nilai pada sebuah lapisan masyarakat. Tentunya dalam beberapa kasus  masyarakat telah memberikan labeling terhadap anak hasil MBA. Mereka berpendapat bahwa anak yang lahir di luar pernikahan akan mewarisi segala sifat buruk kedua orangtuanya. Contoh kasus seorang anak laki-laki lahir  dan tumbuh sangat aktif. Ketika dilarang untuk bermain  maka akan tantrum berteriak-teriak dengan keras ketika tumbuh dewasa perilakunya juga menyimpang. Lalu tetangganya anak tersebut mengetahui bahwa anak tersebut lahir dari hasil MBA. Dan tetangga tersebut memberikan cap kepada anak tersebut bahwa anak nakal dilahirkan oleh orang tua yang nakal. Apakah benar begitu adanya?
Hal ini sangat berkaitan dengan teori-teori aliran dalam pendidikan. Yang pertama ada Nativisme. Orang-orang yang memiliki aliran navitisme akan menganggap perkembangan individu ditentukan oleh pembawa atau ciri khas seorang yang dibawa sejak lahir. Sifat tersebut yang dibawa oleh seseorang tanpa bisa di ubah. Jadi dapat dikatakan bahwa seorang anak lahir mewarisi sifat baik buruk orang tua tanpa perubahan sedikitpun. Seperti seorang anak pandai bernyanyi di sebabkan oleh orang tua yang juga indah suaranya ketika bernyanyi. Atau seorang anak mampu melukis dengan terampil sebab ibunya seorang pelukis yang cakap. Jadi bakat yang ada pada seorang anak diwarisi oleh orang tua begitupun dengan sikap dan sifat (pemarah, malas, nakal, dll).
Selanjutnya teori aliran Empirisme, merupakan aliran yang berpendapat bahwa sikap dan sifat seseorang tidak mampu di wariskan oleh orang tua. Â Seorang anak akan mendapatkan karakter dan konsep dirinya melalui pengalaman-pengalaman dari lingkungannya. Para tokoh yang beraliran empirisme akan menganggap bahwa pemikiran seseorang itu lahir, seperti kertas kosong sehingga tidak memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang dirinya. Teori aliran ini sangat related dengan budaya parenting yang ada saat ini. Dimana pola asuh terhadap anak mampu mempengaruhi sikap dan sifat seorang anak.
Yang terakhir merupakan teori yang menyatukan aliran Nativisme dengan aliran Empirisme dalam hereditas atau pewarisan. Yakni aliran kovergensi,  mereka berpendapat bahwa setiap anak  yang lahir telah membawa potensi baik-buruk mereka. Namun berkembangnya akan di pengaruhi oleh lingkungan. Aliran ini menganggap Anak yang mempunyai potensi yang baik dan dibesarkan dalam lingkungan pendidikan yang baik akan semakin meningkatkan kualitas dirinya. Sebaliknya, bakat-bakat yang sudah ada sejak lahir tidak dapat berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang memadai bagi berkembangnya bakat-bakat tersebut. Di sisi lain, lingkungan yang baik tidak akan mampu menciptakan perkembangan optimal bagi anak tanpa adanya bakat yang baik  sebagai landasannya.
Sebuah paradigma mengenai lebel anak MBA mewarisi nakal orang tuanya tentu disebabkan oleh aliran Nativisme. Bahwa seorang anak mewarisi secara penuh sifat orang tua dan mungkin sulit untuk di rubah. Namun mereka yang beraliran empiris mungkin sering sekai tidak menerima sebab banyak pula anak yang lahir tidak mewarisi sifat orang tuanya. Seorang anak pencuri belum tentu ia akan mencuri begitu pula dengan seorang anak yang lahir MBA belum tentu mewarisi sifat nakal kedua orangtuanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H