Mohon tunggu...
Lamser R. H. Aritonang
Lamser R. H. Aritonang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Melayani, Melatih dan Memberdayakan supaya Hidup Berkelimpahan dan Berbagi

Belajar, bekerja dan berbagi untuk mengubah pikiran, perasaan, sikap, tulisan dan tindakan dalam upaya menjadi trainerpreneur, writerpreneur dan propertypreneur sejati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekolah Libur, Libur Tak Resmi

22 Januari 2014   15:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:34 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjir yang melanda ibu kota benar-benar berubah jadi bencana. Cakupan banjir yang mencapai 99 kelurahan dari 267 kelurahan atau 37% merupakan angka yang sangat tinggi,yang sangat mempengaruhi aktivitas warga. Salah satu golongan masyarakat yang merasakan akibatnya adalah anak sekolah.

Anak sekolah yang merupakan generasi penerus bangsa, terpaksa harus libur tidak resmi karena genangan air. Jumlah sekolah yang terkena dampak banjir yakni 248 sekolah yang terdiri dari 114 SD, 27 SMP dan 58 SMA/SMK. Sebagian karena areal sekolah yang tertutup air, baik ruang kelas ataupun halaman sekolah. Sebuah sekolah di daerah Cengkareng tidak dapat melakukan aktivitas sebagaimana mestinya.

Sebagian sekolah terpaksa libur karena akses jalan menuju sekolah terputus. Jalan utama seperti Jl. Daan Mogot, Jl. S. Parman, Jl. Otista, Jl. Jatinegara Barat terkepung air sampai setinggi lebih dari 1 meter. Kendaraan tidak dapat menembus kedalaman air yang mengitari gedung sekolah. Maka para guru dan tentunya para siswa tidak berani memasuki sekolah karena khawatir terjebak di tengah jalan yang berair.

Ada pula sekolah yang menempuh tindakan berbeda, seperti SMU 8 Jakarta yang terletak di daerah Bukit Duri. Sekolah unggulan ini memang belum meliburkan siswa, tetapi memindahkan kegiatan belajar mengajar di Badiklat DKI di daerah Kuningan. Langkah seperti ini bisa diambil karena pihak sekolah punya hubungan baik dengan instansi terkait.

Akibat lain dari banjir yang menimpa sekolah adalah pemutusan aliran listrik oleh PLN. Pihak PLN bermaksud memelihara alat-alat dan fasilitas PLN, dan yang terpenting untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat dari bahaya kebakaran dan terkena sengatan listrik.

Sekolah yang sempat mengantisipasi bakal libur tak tesmi karena banjir ada yang memberikan tugas kepada siswanya. Dengan demikian siswa tetap belajar mandiri di rumah sehingga pelajaran tetap bisa diserap. Bila sekolah belum sempat memberikan PR pada siswanya tidak dapat berbuat banyak kecuali berharap siswanya punya inisiatif untuk belajar. Bagaimanapun juga, beban sekolah, guru dan murid akan makin berat ketika aktivitas sekolah telah berlangsung normal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun