Mohon tunggu...
Ziyad Lamone
Ziyad Lamone Mohon Tunggu... -

seorang pekerja di bidang pendidikan yang suka belajar hal-hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sudah Pantaskah Jokowi-JK dan Prabowo-Subianto Memimpin NKRI?

19 Juni 2014   17:08 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:08 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dalam politik saat ini, orang islam dikecohkan, untuk tidak boleh menggunakan cara pandang iman dan islam dalam memilih pemimpin, jika ada orang islam yang tidak menggunakan cara pandang iman dan islam dalam memilih pemimpin berarti lagi pensiun dan libur dari ISLAM nya" - Ust. Bachtiar Nasir ; Menyikapi Tahun Politik 2014 Sebagai Seorang Muslim

http://www.youtube.com/watch?v=VW7VpsB8m9M#t=242

Seperti begitulah khottbah Ust. Bachtiar Nasir, emangnya cara pandang islam dan iman dalam memilih pemimpin itu seperti apa sih? Agar tidak salah pilih pemimpin coba kita merenungkan dulu kriteria pemimpin menurut al-quran dan al-hadits, karena itu merupakan pegangan kita sebagai umat islam, tinggal anda mencocokan apakah pilihan anda sudah sesuai dengan kriteria dalam al-quran dan al-hadits?

Para pakar telah lama menelusuri Al-Quran dan Hadits dan menyimpulkan minimal ada empat kriteria yang harus dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk menjadi pemimpin. Semuanya terkumpul di dalam empat sifat yang dimiliki oleh para nabi/rasul sebagai pemimpin umatnya, yaitu:

(1). Shidq, yaitu kebenaran dan kesungguhan dalam bersikap, berucap dan bertindak di dalam melaksanakan tugasnya. Lawannya adalah bohong.

(2). Amanah, yaitu kepercayaan yang menjadikan dia memelihara dan menjaga sebaik-baiknya apa yang diamanahkan kepadanya, baik dari orang-orang yang dipimpinnya, terlebih lagi dari Allah swt. Lawannya adalah khianat.

(3). Fathonah, yaitu kecerdasan, cakap, dan handal yang melahirkan kemampuan menghadapi dan menanggulangi persoalan yang muncul. Lawannya adalah bodoh.

(4). Tabligh, yaitu penyampaian secara jujur dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang diambilnya (akuntabilitas dan transparansi). Lawannya adalah menutup-nutupi (kekurangan) dan melindungi (kesalahan).

Di dalam Al-Quran juga dijumpai beberapa ayat yang berhubungan dengan sifat-sifat pokok yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, diantaranya terdapat dalam Surat As-Sajdah (32): 24 dan Al-Anbiya (21): 73.

Sifat-sifat dimaksud adalah:
(1). Kesabaran dan ketabahan. "Kami jadikan mereka pemimpin ketika mereka sabar/tabah". Lihat Q. S. As-Sajdah (32): 24. Kesabaran dan ketabahan dijadikan pertimbangan dalam mengangkat seorang pemimpin. Sifat ini merupakan syarat pokok yang harus ada dalam diri seorang pemimpin. Sedangkan yang lain adalah sifat-sifat yang lahir kemudian akibat adanya sifat (kesabaran) tersebut.

(2). Mampu menunjukkan jalan kebahagiaan kepada umatnya sesuai dengan petunjuk Allah swt. Lihat Q. S. Al-Anbiyaâ (21): 73, "Mereka memberi petunjuk dengan perintah Kami". Pemimpin dituntut tidak hanya menunjukkan tetapi mengantar rakyat ke pintu gerbang kebahagiaan. Atau dengan kata lain tidak sekedar mengucapkan dan menganjurkan, tetapi hendaknya mampu mempraktekkan pada diri pribadi kemudian mensosialisasikannya di tengah masyarakat. Pemimpin sejati harus mempunyai kepekaan yang tinggi (sense of crisis), yaitu apabila rakyat menderita dia yang pertama sekali merasakan pedihnya dan apabila rakyat sejahtera cukup dia yang terakhir sekali menikmatinya.

(3). Telah membudaya pada diri mereka kebajikan. Lihat Q. S. Al-Anbiya (21): 73, "Dan Kami wahyukan kepada mereka (pemimpin) untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan baik dan menegakkan sholat serta menunaikan zakat". Hal ini dapat tercapai (mengantarkan umat kepada kebahagiaan) apabila kebajikan telah mendarah daging dalam diri para pemimpin yang timbul dari keyakinan ilahiyah dan akidah yang mantap tertanam di dalam dada mereka.

Dari kriteria di atas apakah 4 kriteria tersebut sudah mewakili Jokowi-JK atau akah Prabowo-Hatta, terserah anda menilainya, mungkin  bisa melihat dari rekam jejaknya, dan pernyataan-pernyataannya selama kampanye, ayo saudaraku jangan kerana beda pilihan capres membuat kita saling menghujat, memaki, bahkan menyumpahi, pikirakan siapapun presidennya pada masa 2014-2019 nanti, itulah capres yang di hujat-hujat, dimaki-maki oleh para penghujatnya dalam artian, jika Jokowi-JK yang menang, maka itu adalah presiden yang hujat oleh para pendukuung prabowo-hatta, begitupun sebaliknya jika prabowo-hatta yang menang itu adalah presiden yang dihujatt oleh para pendukung jokowi-JK, apakah mau punya pemimpin yang dihujat, dimkai-maki.

Mari kita sebagai umat islam saling mendukung dan jangan memecah belah agar damai semuanya.

'' Orang Islam yang beribadah akan dibiarkan, orang Islam yang ber-ekonomi akan diawasi dan orang Islam yang akan berpolitik akan dicabut sampai keakar-akarnya'' - Mohammad Natsir

Selamat memilih saudaraku, semoga anda tidak salah pilih dan renungkan kembali pilihan anda? atau akan menjadi golongan putih

Wallahu a'lam bi shawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun