Mohon tunggu...
lamochtarunu
lamochtarunu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Identitas Pancasila Vs Identitas Non Pancasila

1 Juni 2017   07:10 Diperbarui: 1 Juni 2017   08:24 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BUKANKAH KERAGAMAN BUNGA DITAMAN MENJADI INDAH DIPANDANG KETIMBANG SATU JENIS SAJA.

Sekali lagi fakta sosial belakangan kita kehilangan kendali atas identitas-identitas Non Negara lebih dominan serta melahirkan primolisme evoria yang berlebihan sampai dengan faham radikalisme yang melahirkan terorisme. Kita tidak lagi memandang keragaman itu sebagai sebuah rahmat tetapi cenderung sebagai malah petaka.

KALAU IDENTITAS EGOISME KESUKUANNYA TERLALU OVER AKAN MENCIPTAKAN STRIOTIPE BAWAH SUKUNYA YANG LEBIH BAIK DIBANDINGKAN SUKU YANG LAIN, INILAH YANG MELAHIRKAN SEKAT DIKOTOMI YANG MUNCUL PADA AKHIRNYA FAHAM EGO SEKTORAL ATAU KELOMPOK MAKA TIDAK MENUTUP KEMUNGKINAN IDEOLOGIS PRIMODIALISME SPRATISME.

BEGITUPUN KALAU IDENTITAS EGOISME AGAMA YANG DOMINAN AKAN MELAHIRKAN FAHAM BAWAH AGAMANYA YANG PALING BENAR ALIAS SUCI AGAMA LAIN HARAM, FAHAM TERSEBUT SEKALI LAGI TIDAK MENUTUP KEMUNGKINAN AKAN MELAHIRKAN IDEOLOGIS RADIKAL SETELAH ITU TIMBUL TERORISME DIMANA-MANA.  PROSES TERSEBUT DINAMAKAN IDENTITAS MENCIPTAKAN IN-GROUP (ORANG DALAM) DAN (UT-GROUP) (ORANG – LUAR) MERUPAKAN CIRI UTAMA PERILAKU MANUSIA DAN SUMBER UTAMA KEKERASAN DAN PERANG ATAU KONFLIK.

Untuk itu Identitas Non – Negara harus selalu dipersatukan dengan hadirnya di Identitas Nation sebagai alat merangkai integritas kebhinekaragaman.

Konflik atas etnis, konflik antar agama sampai terorisme muncul dalam sendi-sendiri kehidupan berbangsa merupakan potret lemah struktur fungsionalisme konsensus tata kenegaraan atas penyebaran nilai-nilai utama dalam kehidupan bernegara. Identitas Negara hanya sebuah slogan yang kono tidak hadir dalam tradisi kehidupan keseharian warga Negara. 

Sekali lagi Negara harus hadir dalam menata kembali sendi-sendi Identitas, faham nasionalisme tidak saja menjadi slogan tapi harus lebih dari itu, kembalikan identitas nation tersebut dalam pranata keluarga, pranata agama, pranata kultur, pranata pendidikan serta pratana masyarakat dalam kehidupan masyarakat. Negara tidak hanya memikirkan menyejar pertumbuhan ekonomi (Kapitalis) tetapi Negara juga harus hadir menumbuhkembangkan identitas nation.     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun