BEGITUPUN KALAU IDENTITAS EGOISME AGAMA YANG DOMINAN AKAN MELAHIRKAN FAHAM BAWAH AGAMANYA YANG PALING BENAR ALIAS SUCI AGAMA LAIN HARAM, FAHAM TERSEBUT SEKALI LAGI TIDAK MENUTUP KEMUNGKINAN AKAN MELAHIRKAN IDEOLOGIS RADIKAL SETELAH ITU TIMBUL TERORISME DIMANA-MANA.  PROSES TERSEBUT DINAMAKAN IDENTITAS MENCIPTAKAN IN-GROUP (ORANG DALAM) DAN (UT-GROUP) (ORANG – LUAR) MERUPAKAN CIRI UTAMA PERILAKU MANUSIA DAN SUMBER UTAMA KEKERASAN DAN PERANG ATAU KONFLIK.
Untuk itu Identitas Non – Negara harus selalu dipersatukan dengan hadirnya di Identitas Nation sebagai alat merangkai integritas kebhinekaragaman.
Konflik atas etnis, konflik antar agama sampai terorisme muncul dalam sendi-sendiri kehidupan berbangsa merupakan potret lemah struktur fungsionalisme konsensus tata kenegaraan atas penyebaran nilai-nilai utama dalam kehidupan bernegara. Identitas Negara hanya sebuah slogan yang kono tidak hadir dalam tradisi kehidupan keseharian warga Negara. Sekali lagi Negara harus hadir dalam menata kembali sendi-sendi Identitas, faham nasionalisme tidak saja menjadi slogan tapi harus lebih dari itu, kembalikan identitas nation tersebut dalam pranata keluarga, pranata agama, pranata kultur, pranata pendidikan serta pratana masyarakat dalam kehidupan masyarakat. Negara tidak hanya memikirkan menyejar pertumbuhan ekonomi (Kapitalis) tetapi Negara juga harus hadir menumbuhkembangkan identitas nation. Â Â Â