Nama: Lamnah
NIM: 2410416120016
Kelas: C
Dosen Pengampu: Dr.Rosalina Kumalawati, S.Si., M.Si
Penginderaan Jauh (Remote Sensing) merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, wilayah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan objek, wilayah, atau fenomena yang dikaji menggunakan sensor yang dipasang pada wahana (platform) seperti satelit, pesawat udara, atau drone data dikumpulkan dengan merekam energi yang dipantulkan atau dipancarkan oleh objek di permukaan bumi.
Interpretasi Citra merupakan kegiatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut dilakukan dengan menganalisis berbagai unsur interpretasi citra:
- Rona/Warna
- Bentuk
- Ukuran
- Tekstur
- Pola
- Bayangan
- Situs (lokasi)
- Asosiasi
Unsur ini saling melengkapi dalam proses interpretasi citra dan digunakan secara bersamaan untuk menghasilkan interpretasi yang lebih akurat dan komprehensif. Setiap unsur memberikan informasi spesifik yang membantu dalam identifikasi dan analisis objek dalam citra penginderaan jauh. Unsur-unsur ini digunakan secara bersama-sama untuk memberikan analisis yang komprehensif dan akurat dari citra penginderaan jauh.
Simulasi Pengenalan Beberapa Unsur Interpretasi
A.Jenis citra
  1.Satelit WorldView-3
Â
WorldView-3 adalah satelit observasi Bumi komersial resolusi tinggi yang diluncurkan pada 13 Agustus 2014 oleh DigitalGlobe (sekarang bagian dari Maxar Technologies).Kelebihan dari WorldView-3 adalah resolusi sangat tinggi dengan resolusi pankromatik 0.31 meter (terbaik di kelasnya), resolusi multispektral 1.24 meter, kemampuan melihat objek sekecil 31 cm, kemampuan Spektral Superior, 8 band multispectral, 8 band SWIR (Short-Wave Infrared), 12 band CAVIS, 1 band pankromatik.Selain itu, dengan fitur canggih nya WorldView-3 mampu menembus asap dan kabut dapat mengidentifikasi material dan mineral serta cakupan area yang luas (680,000 km per hari).WorldView-3 juga memiliki kekurangan yaitu harga data/citra sangat mahal, biaya akses dan pengolahan data tinggi, keterbatasan teknis yang menyesuaikan pada kondisi cuaca, memerlukan koreksi atmosferik, waktu revisit relatif lama (1-4 hari), keterbatasan operasional membuat worldview-3 tidak dapat menembus awan tebal, terbatas pada pengamatan siang hari, memerlukan proses kalibrasi yang rumit.
Berdasarkan unsur interpretasi dapat di identifikasi obyek sebagai berikut:
  Â
 2.Satelit Landsat 8
Landsat 8 adalah satelit observasi Bumi yang diluncurkan pada 11 Februari 2013 sebagai bagian dari program Landsat, yang bertujuan untuk menyediakan data citra berkualitas tinggi untuk pemantauan lingkungan dan sumber daya alam berguna untuk pemantauan lingkungan dan sumber daya alam, meskipun memiliki beberapa keterbatasan dalam hal resolusi dan kondisi pengamatan.Kelebihan dari satelit ini ialah resolusi Spektral yang baik memiliki 11 band spektral, termasuk band pankromatik, yang memungkinkan analisis yang lebih rinci dan beragam aplikasi, cakupan global yang mampu memantau seluruh permukaan bumi dengan siklus revisit setiap 16 hari, memungkinkan pemantauan perubahan lingkungan secara konsisten, data landsat 8 tersedia secara gratis, memfasilitasi penelitian dan aplikasi di berbagai bidang tanpa biaya akses data, dilengkapi dengan sensor Operational Land Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) yang memberikan data dengan kualitas radiometrik yang tinggi.Kekurangan dari satelit ini adalah resolusi spasial yang terbatas dengan resolusi spasial 30 meter untuk band multispektral, yang lebih rendah dibandingkan dengan satelit komersial resolusi tinggi, keterbatasan cuaca yang membuat pengamatan dapat terganggu oleh awan dan kondisi cuaca buruk, yang dapat mempengaruhi kualitas data yang diperoleh, terbatas pada pengamatan siang hari, yang dapat membatasi analisis di daerah dengan perubahan cahaya yang signifikan.
Berdasarkan unsur interpretasi dapat di identifikasi obyek sebagai berikut:
  3.Satelit Sentinel -2
Sentinel-2 adalah bagian dari program Copernicus yang dikelola oleh European Space Agency (ESA), dirancang untuk menyediakan data observasi Bumi dengan resolusi tinggi untuk berbagai aplikasi, termasuk pertanian, kehutanan, dan pemantauan lingkungan. Kelebihan dari satelit ini adalah menyediakan data dengan resolusi hingga 10 meter, memungkinkan analisis detail dari permukaan bumi, memiliki 13 band spektral yang mencakup dari visible hingga shortwave infrared, mendukung berbagai aplikasi analisis spectral, memiliki dua satelit (Sentinel-2A dan 2B), siklus revisit setiap 5 hari, memungkinkan pemantauan perubahan yang lebih dinamis. Kekurangan dari satelit ini adalah keterbatasan cuaca seperti satelit optik lainnya, pengamatan dapat terganggu oleh awan dan kondisi cuaca buruk, tidak dapat melakukan pengamatan pada malam hari, membatasi analisis di daerah dengan perubahan cahaya yang signifikan.
Interpretasi citra satelit merupakan alat yang sangat penting dalam pemantauan dan pengelolaan sumber daya bumi. Meskipun memiliki beberapa keterbatasan, manfaat dan potensi pengembangannya sangat besar dalam mendukung berbagai aspek kehidupan manusia dan pengelolaan lingkungan. Dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang, interpretasi citra satelit akan semakin berperan penting dalam pengambilan keputusan dan perencanaan di masa depan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H