Di zaman digital ini peran smartphone sudah menjadi alat yang tidak bisa dilupakan lagi, peran smartphone pun sangat serbaguna yang dapat membantu penggunanya, belajar, bekerja, bertransaksi bahkan berkomunikasi. Jadi hidup tanpa smartphone di era sekarang itu sangat sulit, habis kuota internet saja sudah stres apalagi tidak punya smartphone.
Selain menjadi kebutuhan primer saat ini, smartphone pun kerap dijadikan para orangtua sebagai alat pengasuh anak. Dalam artian smartphone bisa menenangkan anak yang sedang menangis, rewel dan hiperaktif dengan cara memutar video-video animasi lucu melalui youtube.
Percaya tidak percaya cara ini sangat efektif, bahkan saya sendiri sering melakukan hal ini agar si kecil tidak menganggu aktivitas rutinitas harian di rumah seperti saat beres-beres rumah, memasak dan bekerja. Di balik keefektifan ini ternyata menyimpan dampak negatif bagi si kecil dan ini juga sedang saya alami saat ini.
Anak saya justru tidak bisa lepas dari smartphone, mau makan harus sambil nonton, mau tidur juga harus nonton dan terkadang yang tertidur duluan itu kami bukan si anak. Jika smartphone diambil paksa, yang ada anak justru menangis dan bahkan tantrum.
Ini merupakan kesalahan yang sangat fatal bagi setiap orangtua yang menjadikan smartphone sebagai pengasuh anak sementara, tanpa kita sadari. Kita telah merusak mental dan kesehatan si kecil di mana ia akan menjadi kecanduan smartphone. Meskipun saat ini kita lihat tidak ada gejala apa-apa pada anak namun gejala ini biasanya akan muncul secara lambat laun.
Dilansir dari conwaymedicalcenter.com (10/8/24), menurut penelitian anak kecil yang mengalami kecanduan smartphone akan mengalami insomnia, gangguan psikologi, gangguan kesehatan karena kurang pergerakkan, sulit beradaptasi dan bersosialisasi.Â
Bayangkan dampak buruk yang diciptakan smartphone pada anak kita, jangan hanya untuk mencari ketenangan semata dari gangguan anak kita sehingga kita mengorbankan kesehatanya. Ciri alami anak kecil ya memang suka menganggu orang yang dianggap akrab, meskipun kita terganggu tapi itu hiburan baginya.
Sedikit berbagi pengalaman pribadi, karena anak kami tantrum (emosinya yang tidak terkendali) akhirnya kami memutuskan untuk berkonsultasi kepada dokter spesialis anak. Dan dokter tersebut memang juga mengatakan adanya tantrum pada anak kami akibat keinginannya yang tidak terpenuhi, bisa jadi karena smartphone yang diambil secara paksa sehingga iya mencoba berontak dengan menangis kencang, melempar benda dan terkadang memukul sesuatu dengan tangannya.
Akhirnya kami disarankan dokter spesialis anak tadi untuk berkonsultasi kepada dokter spesialis psikologi anak. Setelah melakukan konsultasi akhirnya kami dianjurkan dokter psikologi anak untuk melakukan aktivitas anak-anak kecil pada umumnya agar ia lupa menggunakan smartphone.
Yang dimaksud dokter adalah seperti menemani ia bermain, jalan-jalan, ketempat hiburan anak kecil agar berbaur dengan anak-anak lainya.