Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Pegangguran yang suka menulis disaat Ultramen tidur

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Takut Kembali ke Setelan Pabrik, Fans Tanah Air Desak PSSI Perpanjang Kontrak STY

31 Januari 2024   12:36 Diperbarui: 31 Januari 2024   12:37 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen Shin Tae yong sedang memperhaitkan latihan timnas Indonesia (foto: kompas.com)

Polemik kontrak Shin Tae yong (STy) sebagai pelatih timnas semakin panas usai sikap dingin yang disampaikan ketua umum (Ketum) PSSI Erick Tohir, yang dimana dirinya tidak akan memaksa Shin Tae yong jika ingin mengundurkan diri setelah masa kontraknya habis pada bulan Juni mendatang.

Namun disamping itu, ketum Erick Tohir juga membuat pernyataan tentang syarat perpanjangan kontrak STy yaitu jika tinmnas U-23 bisa lolos ke babak perdelapan final piala asia U23. Ini merupakan tantangan atau cara halus PSSI menyingkirkan pelatih asal Korea tersebut dari skuat timnas.

Saya masih bingung dengan sikap PSSI saat ini, dimana saat para penggemar sepak bola tanah air 90 persen merasa puas dengan kinerja Shin Tae yong kenapa PSSI justru yang tidak puas. Ingat masyarakat pecinta timnas saja ngotot ingin mempertahankan STy sebagai pelatih tim inti, karena apa? karena bisa membedakan itu dengan baik.

Harus diakui permainan timnas kita saat ini sangat luar biasa, hanya dengan bertemu tim tangguh Irak dan Jepang saat dibabak penyisihan grup D piala asia 2023. Para pemain dengan cepat beradaptasi untuk mengimbangi permainan mereka, meskipun hasilnya tidak sesuai eskpetasi kita tapi kita mendapatkan pelajaran berharga.

Belum tentu negara seperti Irak, Jepang dan Australia mau melakoni laga ujicoba dengan timnas kita yang ranking FIFA nya 10 kali lipat jauh selisihnya. Justru  disinilah kesempatan para pemian menimbah ilmunya dengan menghadapi tim-tim langganan piala dunia seperti Jepang dan Australia.

Kakalahan ini anggap saja sebagai pembelajaran untuk kedepanya bisa lebih baik, permainan timnas kita saat menghadapi Australia di babak 16 besar itu sudah sangat-sangat mirip permainan Korea Selatan. Sayangnya para pemain kita belum bisa memanfaatkan peluang sekecil apapun itu, sedangkan Australia mampu mengkonversi serangan mereka menjadi gol karena kuaitas pemain mereka yang lebih baik dibandingkan kita.

Lantas, Apa Yang Menjadi Tolak Ukur PSSI Tidak Ingin Mempertahankan STY?

Jika melihat karakteristik STy, sepertinya ia sangat ambisius ingin membangkitkan persepakbolaan tanah air kita agar kekuatanya setara dengan negara-negara dari asia timur seperti China, Jepang dan Korea Selatan. Reputasi sepak bola asia timur sudah tidak diragukan lagi di pentas dunia, dimana asia timur selalu menyumbangkan perwakilanya ke piala dunia.

Publik juga tau jika STy telah memberikan warna baru di persepakbolaan kita, mulai dari cara bermain kita yang hampir sempurna, operan-operan pendek dan cepat, akurasi umpan panjang kita saja sudah mencapai 81 persen akurasinya saat berhadapan dengan Australia yang sebelumnya akurasi operan kita hanya 70 persen saat menghadapi Irak dan kemungkinan meningkat menjadi 72 persen saat menghadapi Vietnam.

Meskipun saat menghadapi Jepang ada penurunan jauh akurasi operan, hal tersebut diakibatkan goyahnya para pemain timnas usai wasit memberikan hadiah pinalti kepada Jepang. Selain itu, manuver Jepang juga sangat luar biasa dibandingkan kita. Namun, STy dengan cepat menutupi kelemahan tersebut saat berhadapan dengan Australia.

Bayangkan saja, publik pecinta sepak bola saat ini hampir 90 persen menginginkan STy tetap sebagai pelatih timnas Indonesia, ada apa dengan PSSI? bukankan salah satu misi PSSI adalah mengembangkan persepakbolaan tanah air kita. Lantas kenapa harus berbelit-belit dan mengulur-ulur waktu saat perpanjangan kontrak dengan STy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun