Sebelumnya kita harus bangga terlebih dahulu dimana kita bisa menembus babak 16 besar piala asia 2023 yang di gelar di Qatar, ini adalah pencapaian bersejarah bagi kita karena ini adalah pertama kalinya kita bisa menembus babak knock out.
Berbicara piala asia pastinya harus berbicara kualitas dan kekuatan, karena hanya negara-negara terpilih dari hasil seleksi saja yang bisa mengikuti kompetisi tertinggi di benua Asia ini. Dalam artian, ada 48 negara yang terletak di benua Asia sedangkan jatah piala asia hanya 24 tim.Â
Dalam artian, ke-48 negara ini harus saling menunjukkan kualitasnya agar bisa lolos kualifikasi terlebih dahulu. Jadi, masuk menjadi peserta piala asia saja sebenarnya sudah pencapaian luar biasa bagi sebuah negara termasuk Indonesia.
Musim ini timnas Indonesia diberikan kesempatan lolos dari fase grup dan melaju ke babak 16 besar menantang Australia yang merupakan juara grup B.
Jepang dan Australia Menjadi Langganan Piala Dunia
Harus kita akui Jepang dan Australia itu memiliki kekuatan yang seimbang, karena itulah mereka menjadi langganan piala dunia perwakilan Asia.Â
Pelatih Shin Tae yong harus memutar otak agar bisa menemukan strategi yang ideal menghadapi Australia, pasalnya kekuatan Australia terdapat pada kecepatan dan umpan-umpan atas mirip dengan Jepang.
Seperti kita ketahui, saat laga Jepang vs Indonesia di pekan ketiga babak penyisihan grup, lini belakan timnas kocar-kacir menghadapi umpan-umpan atas Jepang. Beruntung saat itu pemain Jepang tidak bisa memaksimalkan peluang mereka termasuk yang membentur tiang gawang.
Inilah yang harus dibenahi STy saat menghadapi Australia yang saat ini dilatih Graham Arnold, lini depan timnas juga sangat lemah. Hal itu terbukti saat kontra Jepang, dimana kita sangat sulit menembus untuk melakukan tembakan kearah gawang Jepang.
Shin Tae yong harus meniru taktik Suriah saat menghadapi Australia, dimana pemain Suriah menerapkan zona marking atau pertahanan khusu di area sendiri atau bahasa gaulnya parkir bus, mungkin hanya cara ini bisa meredam kekuatan Australia.
Sebenarnya kita diuntungkan dengan atmosfir di Qatar, dimana para pemain Australia mulai kendor saat memasuki menit ke-70 an gitu akibat stamina terkuras. Hal itu terbukti, dimana Suriah mulai melakukan manuver-manuver ke lini pertahanan Australia saat memasuki menit ke 80-an, beruntung pertahanan tim asuhan Graham Arnold masih kuat.
Ternyata pelatih Uzbekistan Srecko Katanec sudah mengamati permainan Australia, dan menerapkanya pada laga Australia vs Uzbekistan pada laga terakhir grup B.
Sempat tertinggal 1-0, pelatih Srecko Katanec langsung melakukan gempuran di menit ke-70 an dan ternyata berhasil dimana Uzbekistan berhasil menyamakan kedudukan 1-1 melalui Azizbek Turgunboev pada menit ke-78, hingga pluit babak kedua dibunyikan wasit, Uzbekistan mendominasi permainan.
Mungkin pelatih STy bisa meniru taktik pelatih Uzbekistan tanpa harus merubah pola permainan kita, karena kita hanya menunggu waktu sampai pemain Autralia staminanya mulai menurun.
Ini hanya analisa saya pribadi saja, saya yakin STy jauh lebih paham bagaimana mengatasi permainan Australia. Kita hanya bisa berharap lebih semoga di laga ini ada keajaiban sehingga kita bisa lolos ke babak 8 besar nantinya.
Apa Rencana Shin Tae Yong Selanjutnya?
Sangat sulit menebak pelatih Shin Tae yong, kita hanya bisa percayakan timnas kepada dirinya. Yang pastinya ambisinya saat ini adalah kemenangan atas Australia untuk bisa melaju kebabak selanjutnya. Kembali lagi kepada para pemain, di balik taktik jitu kualitas pemain juga harus di dongkrak.
Percuma taktik jitu jika pemain tidak fokus dan sering panik, para pemain harus menunjukkan dirinya masing-masing sebagai pemain profesional dan memiliki mental juara.Â
Semoga saja nanti kita bisa memberikan kejutan-kejutan di piala asia musim ini, siapa saja bisa menjadi pemenang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H