Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Pegangguran yang suka menulis disaat Ultramen tidur

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apa Jadinya MU Tanpa Ronaldo Saat Menghadapi Chelsea?

22 Oktober 2022   19:14 Diperbarui: 22 Oktober 2022   19:24 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada momen mencengangkan saat pertandingan antara MU dan Tottenham, dimana sang superstar asal Portugal Ronaldo meninggalkan base Manchester United saat pertandingan masih berlangsung.

Walk out-nya Ronaldo karena bentuk kekecewaannya pada pelatih asal Belanda Erik Ten Hag yang tidak memainkannya sebagai starter maupun pemain pengganti. Erik Ten Hag justru memainkan Eriksen ketimbang Ronaldo. 

Dalam pertandingan ini MU berhasil menang atas Tottenham 2-0 , MU dapat menang  dianggap karena tidak adanya Ronaldo di line up. Bahkan Ronaldo tidak turun ke lapangan untuk merayakan kemenangan di Old Trafford, ini mungkin awal mula pro-kontra Ronaldo dan Erik Ten Hag.

Tindakan Ronaldo ini menjadi sorotan publik, banyak penggemar berpikir bahwa Ronaldo tidak menghormati tim dan para penggemar dan berpikir dia lebih besar dari pada klub.

Setelah tindakan tidak terpuji Ronaldo, pelatih Erik Ten Hag pun mengungkapkan ketidakpuasannya dan menghukum dirinya dengan menghapus namanya dari line-up skuad Setan Merah saat bertandang ke markas Stamford Bridge markasnya Chelsea.

Setelah mengetahui publik dan tim tidak menyukai aksinya, Ronaldo pun memberikan reaksinya di laman pribadinya. Ronaldo menulis panjang tentang mengapa dirinya meninggal base Manchester United disaat pertandingan masih berlangsung, namun didalam statusnya tidak ada permintaan maaf yang disampaikan Ronaldo.

Jika di terjemahkan begini status Ronaldo "Sepanjang karir saya, saya selalu berusaha untuk hidup dan bermain baik dengan menghormati rekan, lawan, dan pelatih saya. Dan ini tidak akan pernah berubah. Dan saya selalu memainkan peran kunci dalam mengambil keputusan saya.

Ketika saya masih menjadi pemain muda, saya banyak belajar dari para senior.  Saat saya sebagai orang dewasa, saya selalu mengingatkan diri sendiri untuk memberi contoh baik kepada pemain muda. 

Sangat disayangkan bahwa hal yang tidak diinginkan terjadi pada diri saya sendiri. Terkadang, tekananlah yang mendorong saya untuk maju.

Saat ini, saya merasa harus terus bekerja keras di Old Trafford dan selalu mendukung rekan tim saya dan saya siap untuk apa pun itu untuk berjuang untuk klub. Menyerah karena tekanan bukanlah pilihan saya. Kami harus bersatu dalam menghadapi badai."

Inti dalam pesan Ronaldo bisa disimpulkan, ia tetap menghormati rekannya baik itu pemain, pelatih, penggemar dan lawannya. Namun, ia tidak bermaksud melukai perasaan siapapun karena ia hanya mengambil keputusan sendiri saat ia merasa kecewa dan tertekan.

Sebenarnya hal-hal seperti ini sangat sering terjadi di dalam dunia sepak bola, tidak hanya Ronaldo saja. Namun, kembali lagi pada etitut para pemain dalam menyikapi suatu hal internal di dalam klub.

Manchester United memiliki 9 pertandingan lagi untuk dimainkan sebelum jendela transfer Januari 2023 dibuka. Dan sejauh ini MU ingin melepaskan Ronaldo, tetapi gajinya $560.000 per minggu menjadi penghalang besar bagi tim-tim lainnya.

Jika MU tidak dapat menemukan pembelinya, maka secara otomatis Ronaldo bisa bebas transfer pada musim panas 2023, ketika kontraknya dengan MU berakhir.

Apa jadinya Manchester United tanpa Ronaldo saat menghadapi Chelsea?

Sejujurnya, menurut pandangan saya tanpa Ronaldo di line-up Setan Merah dalam laga big-match melawan Chelsea membuat laga kurang menarik.

Kesannya, jauh sebelum pelatih Erik Ten Hag di MU Ronaldo sudah menjadi ikon MU di setiap laga krusial, salah satunya saat berhadapan dengan Chelsea.

Laga Setan Merah dan The Blues menjadi laga yang fenomenal di era 2003-2009, dimana kedua tim ini selalu bersaing di puncak klasemen.

Disatu, sisi kemenangan MU atas Tottenham Hotspur 2-0 bukanlah karena tidak adanya Ronaldo di starter utama. Memang, permainan Spurs sedang tidak baik. Ada beberapa pertandingan MU tanpa sosok Ronaldo tetap saja kalah, terus apakah ada kutukan MU kalah karena Ronaldo.

Mengabsenkan Ronaldo justru merugikan Manchester United, karena banyak sedikitnya gaya permainan Chelsea sudah dimengerti CR7. Jika Erik Ten Hag berhasil meraih kemenangan atas Chelsea mungkin harus diakui taktiknya memang jitu, bila MU tetap saja kalah siapa yang harus disalahkan.

Sebagai seorang pelatih Erik Ten Hag semestinya harus memahami perasaan pemainnya, sebagai pemain yang tak dianggap tentunya membuat ada rasa kecewa. 

Apalagi Ronaldo seorang pemain mahal namun tidak dianggap, tentunya akan membuat dirinya seperti tak berharga di depan penggemarnya.

Semenit pun bermain tentunya sangat berarti baginya karena ia dianggap ada di dalam tim, dia juga bisa mengekspresikan dirinya untuk mendukung tim MU dihadapan para penggemar Setan Merah.

Jadi, Erik Ten Hag harus bisa memaklumi tindakan Ronaldo. Mungkin ia merasa malu dihadapan para penggemarnya melihat dirinya hanya duduk di bangku cadangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun