Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Seorang petani yang menyukai menulis disaat waktu senggang

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Indonesia Katanya Paling Malas Jalan Kaki, Itu Tidak Benar Mereka Hanya Survei di Kota Saja

13 Oktober 2022   18:49 Diperbarui: 16 Oktober 2022   09:40 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi emak-emak ikut kompetisi berjalan kaki | (foto: jateng.inews.id)

Dikutip dari KOMPAS.com, Peneliti Stanford University menilai Indonesia sebagai negara yang warganya paling malas jalan kaki karena hanya berjalan 3.513 langkah setiap harinya. Sebagai pembanding, negara paling rajin jalan kaki adalah Hongkong dengan rerata 6.880 langkah per hari.

Sebenarnya mendengar hasil survei yang dilakukan oleh Stanford university kurang relevan di telinga warga Indonesia terutama yang tinggal di pedesaan, peneliti hanya meneliti warga yang tinggal di kota saja.

Mungkin para peneliti dari Stanford university harus mengubah kalimatnya dengan "Masyarakat Indonesia Yang Tinggal Diperkotaan Paling Malas Berjalan Kaki", mungkin kalau ini yang disematkan para peneliti sah-sah saja menurut pandangan saya.

Jika kita ambil hitung-hitungan menurut ilmu fisika, 1 KM setara dengan 2.000 langkah, di beberapa daerah atau saya sebutkan desa saya yang terletak di kabupaten Batu Bara.

Mayoritas penduduk disini itu berjalan kaki untuk pergi kesawah yang jarak tempuhnya bisa 3-6 KM atau setara 6.000-12.000 langkah, jika dihitung pulang pergi kan jadinya 12.000-24.000 langka setiap harinya.

Lain lagi saat beraktivitas di sawah yang terkadang harus bolak -balik membajak sawah atau saat musim panen yang harus mondar-mandir ngusir burung biar tidak hinggap.

Bayangin saja jika para peneliti itu mau turun ke perkampungan atau pedesaan untuk melakukan penelitian terkait hal minat jalan kaki, pasti mereka akan merubah judulnya lagi dengan,

"Orang Indonesia Paling Tertinggal Dalam Hal Menggunakan Transportasi" dan saya hanya bisa berkata, terserah elu saja dah buat penelitian. 

Jika berpikir sehat, orang-orang yang tinggal di kota-kota besar sebenarnya bukan malas untuk berjalan kaki. Mereka yag memiliki profesi seperti pekerja, pelajar ataupun ibu rumah tangga memiliki kesibukan tersendiri.

Lah, masa harus jalan kaki ketempat kerja yang jaraknya lumayan? Yang adakan malah telat dah itu bau keringat sampai di kantor di gosipin rekan kerja, kan malu.

Jika dalam seminggu begini terus pasti bakalan di pecat bos karena telat mulu kan jadi pengangguran dong, yang apesnya uda dipecat harus jalan kaki lagi kalau pulang soalnya emang gak punya duit lagi buat ongkos karena beli parfum yang 10.000-an tambah beli minuman mineral karena haus jalan kaki.

Begitu juga sebaliknya, seandainya kantor atau tempat kerja jaraknya dekat. Masa harus jalan-jalan atau keliling di dalam kantor, dibilang bos tidak, dibilang stres ia.

Seandainya para peniliti Stanford university tau, warga yang tinggal dikota sebenarnya tidak malas hanya saja enggan berjalan kaki, karena trotoar yang merupakan hak pejalan kaki sudah di ubah menjadi lapak kaki lima.

Salah melangkah bisa kena semprot dan denda kalau dagangannya ke injak, kan malah tambah repot. Mending naik angkot atau transportasi lainnya jadi aman dari ganti rugi.

Apalagi ibu-ibu, gak ada waktu buat jalan kaki ketempat perbelanjaan, yang ada keburu habis bahan yang mau dibeli pas pulang kerumah malah tidur karena kecapekan jalan kaki.

Kan kasian anak dan suaminya harus makan mie instan karena ibu gak masak di rumah, mau beli makanan diluar malah kena semprot. Pasti ibu bilang, "enak ya makan diluar, macam orang kaya saja", padahal si ibu yang tidak masak dirumah.

Intinya anak dan suami pasti serba salah kalau dirumah, ini gara-gara ibu ingin menepis penelitian yang dilakukan Stanford university guna menjaga harkat warga Indonesia.

Tapi, para peniliti perlu amati ibu-ibu saat belanja di pasar atau di mall. Gue jamin para peneliti gak bakalan kuat ngikutin si ibu mondar-mandir di dalam mall atau di pasar, percayalah pasti para peneliti akan merubah judul penelitiannya dengan. 

"Ibu-ibu di Indonesia Sanggup Berkeliling-keliling di pasar atau di dalam mall berlantai enam seharian, hanya karena selisih harga 1.000 rupiah saja"

Masih berani mengatakan orang Indonesia paling malas berjalan kaki. 

Tulisan ini hanya sebatas hiburan semata saja ya, jangan terlalu dibawa serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun