Iwan membuat postingan dengan mengatakan, "Saya belum pernah diberi kesempatan untuk bermain di level timnas oleh Indonesia."Â Iwan mengatakan jika ia tidak pernah dihubungi oleh PSSI atau pelatih untuk membela Indonesia.
Padahal namanya sudah sempat booming ditahun 2020, namun tidak ada satupun dari pihak PSSI mencoba menghubunginya untuk membela timnas.
Iwan menegaskan, ia ingin menjadi pemain profesional dan akan menerima tawaran berlaga dikancah internasional. Mendengar jawaban menohok dari Abdulrahman Iwan membuat beberapa warganet bungkam dan enggan memberikan komentar negatif meskipun ada beberapa yang tetap menghujatnya.
Warganet yang cerdas justru membuat statemen jika mereka langsung menyalakan pelatih timnas. Dan kemudian mempertanyakan apakah sepakbola Indonesia acuh tak acuh terhadap pemain bertalenta 100 asal Indonesia.
PSSI dinilai terlalu sibuk menaturalisasi pemain yang garis keturunannya jauh darah Indonesia, dan terlalu fokus mencari bibit bertalenta dari Eropa.
Ini  merupakan pelajaran berharga buat PSSI agar tidak terlalu fokus mencari pemain berkualitas keturunan Indonesia dari Eropa saja, karena di benua Asia juga masih banyak bibit-bibit unggul yang belum terekspos media.
Seandainya Qatar U17 tidak lolos ke piala Asia 2023 mungkin nama Abdulrahman Iwan tidak akan terekspos, sebenarnya masih ada kesempatan PSSI untuk mendapatkan jasa Iwan.Â
Karena ia masih bermain di level Junior bersama Qatar dan belum bergabung dengan tim senior. Jadi, masih bisa dinaturalisasi agar Iwan bersedia membela timnas senior dalam beberapa tahun kedepan.
Performa Iwan di Qatar U17 cukup sangat memukau, dan jika konsisten ia bisa menjadi gelandangan ampuh dan sangat berguna jika namanya ada di starter utama timnas senior kita.
Semoga kedepannya PSSI lebih peka terhadap wonderkid keturunan Indonesia, jika persepakbolaan tanah air maju maka butuh perjuangan besar. Kita perlu berkaca dari beberapa negara yang mulai menaturalisasi keturunan negara mereka seperti Filipina, Laos, Kamboja yang bertujuan untuk mendongkrak kualitas sepak bolanya.
Mengandalkan pemain lokal memang pilihan tepat, namun mental dan kualitas harus diakui kita tertinggal dari pemain keturunan Indonesia yang bermain di luar negeri.