Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Pegangguran yang suka menulis disaat Ultramen tidur

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ada Apa dengan Sepak Bola Kita, Ganas di Awal Melempem di Laga Penting

10 Oktober 2022   11:02 Diperbarui: 10 Oktober 2022   11:54 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah kekalahan 1-5 dari timnas Malaysia U-17, dengan demikian Indonesia harus rela mengubur mimpinya berlaga di Piala Asia U-17. Sebenarnya tiket piala Asia U-17 sudah di depan mata apabila garuda junior hanya cukup bermain imbang saja.

Entah apa yang dipikirkan pelatih Bima Sakti sehingga bermain terbuka melawan Malaysia, secara teori pastinya Malaysia akan bermain on fire karena mereka wajib menang jika ingin mendapatkan tiket piala Asia U-17.

Jadi, mental pemain Malaysia sangat matang karena ada misi berat yang mereka emban di laga terakhir. Sedangkan Indonesia harus bermain ekstra hati-hati agar tidak kecolongan gol.

Namanya juga sepak bola, sangat sulit untuk diprediksi. Akan tetapi, saat laga kontra Malaysia tersebut murni kesalahan strategi.

Semestinya pelatih Bima Sakti harus memahami kondisi seperti ini, dimana yang mereka hadapi adalah lawan yang bertarung mati-matian. Nasi sudah jadi bubur tidak perlu disesali secara terus menerus, dan sebaiknya ini adalah pelajaran berharga buat pelatih Bima Sakti saat menghadapi tim hidup mati.

Harus diakui permainan Malaysia jauh sangat baik dibandingkan permainan Indonesia, banyaknya kesalahan terjadi membuat celah empuk pemain junior Malaysia.

Serangan Malaysia yang bertubi-tubi membuat lini belakang tim asuhan Bima Sakti kocar-kacir, dan seperti kehilangan arah.

Hal tersebut terbukti dengan pesta gol Malaysia di babak pertama hingga 5-0, tertinggal 2-0 Bima Sakti sepertinya sangat sulit memikirkan rotasi yang tepat untuk menghandle ketertinggalan. 

Jika berkaca dari segi kekuatan dan kualitas tim Garuda junior kita lebih memiliki kualitas diatas rata-rata. Menurut saya ini perjuangan yang sia-sia setelah memborong tiga kemenangan beruntun di grub B.

Perjuangan masih panjang, Bima Sakti masih memiliki kesempatan di musim berikutnya dan berkaca dari kejadian ini.

Sebenarnya kajadian seperti ini bukanlah pertama sekali di dunia sepak bola kita, baik itu junior, senior pasti ganas diawal saja dan saat pertandingan krusial selalu permainannya tidak solid.

Jadi, tidak salah bila kita disebut sebagai spesialis Runner up di setiap kompetisi zona asean maupun asia. Ini merupakan tugas berat bagi setiap para pelatih timnas, jangan terlalu over dengan kemampuan tim di awal-awal laga.

Karena, itu juga menjadi kunci kelemahan kita. Alasannya, permainan utama tim akan dipelajari lawan dengan mudah dan mereka juga dengan gampang mematahkan taktik tersebut.

Sebagai tuan rumah grub B, memang menyakitkan kandas 1-5 dan dari tim tamu. Laga ini sebenarnya dapat mengobati luka para penggemar saat timnas U-19 tersingkir karena aturan head-to-head yang membingungkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun