Pendidikan seksual anak memang kerap dianggap sebagai pembahasan yang sensitif, dan pendidikan seks pun saat ini belum banyak diterapkan di sekolah dengan alasan inilah itulah.
Sebenarnya sekolah salah satu tempat yang layak bagi anak dalam mempelajari apa itu seks dan apa saja bahaya seks di luar pernikahan.
Jujur masih banyak orang tua yang masih merasa malu-malu saat berbicara orang reproduksi terhadap anak-anaknya. Padahal pendidikan seks itu sangat penting  bagi si anak untuk melindungi diri mereka dari kemungkinan risiko terjadinya kejahatan seksual atau pelecehan seksual yang kapan saja dan di mana saja mereka bisa menjadi korban.
Pendidikan seks memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian si anak. Pendidikan seksual di sekolah pun sebenarnya memiliki integritas tinggi yang bertujuan untuk membantu siswa/i atau anak lebih memiliki pengetahuan tentang perawatan kesehatan seksual dan alat reproduksi.
Semakin anak memahami apa itu seks, semakin tinggi tingkat keselamatan anak dalam menghindari kejahatan seksual, karena rata-rata anak dibawah usia 10 tahun kerap mendapatkan pelecehan seksual dari para pedofilia dengan iming-iming ini itu.
Tentunya, semua orang tua tidak ingin anaknya mengalami hal tersebut , dan pastinya bagi si anak jelas sangat tidak menguntungkan bagi mental psikologisnya dan juga masa depannya.
Kejahatan seksual pada anak dengan iming-iming bisa terjadi karena si anak kurangnya pengetahuan tentang pendidikan seksual.Â
Kemendikbud sebenarnya harus memasukkan kurikulum pendidikan seksual kembali disekolah, ya meskipun dijaman modernisasi ini agak cukup sulit menerapkan pendidikan seks karena rasa penasaran sang anak yang kerap mengakses video pornografi.
Kemendikbud juga perlu menjadikan pendidikan seks sebagai mata pelajaran wajib di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), dan tentunya mata pelajaran ini harus diajarkan oleh guru wanita untuk mengurangi resiko pelecehan seksual di dalam sekolah.
Mata pelajaran ini harus bisa diterapkan secara berkesinambungan dan komprehensif. Sekolah perlu memperkuat kegiatan ekstra seperti seminar tentang dunia seksual dengan para pakar pendidikan kesehatan.