Mohon tunggu...
Lamboroada
Lamboroada Mohon Tunggu... Freelancer - Pencari kebenaran dibalik pembenaran

Mahasiswa bodoh pecinta literasi, pembelajar sampai mati.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mandailing Natal di Usianya yang Semakin Dewasa

9 Maret 2019   02:44 Diperbarui: 9 Maret 2019   02:52 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selanjutnya wadah untuk menempuh pendidikan kapasitasnya juga harus ditambah, karena di Mandailing Natal Pendidikan dengan tingkat Perguruan tinggi masih minim bahkan bisa dikatakan masih sangat minim.

Kedua Ekonomi, dalam salah satu data riset dibidang ekonomi pada daerah Mandailing Natal mengatakan mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2017-2018, namun data ini perlu di pertanyakan. Karena didalam data tersebut salah satu penunjang meningkatnya data ekonomi itu adalah bidang kehutanan/perkebunan sebanyak 6,8 persen.

Apakah data ini benar-benar di riset secara empiris, datang dan berinteraksi langsung dengan masyarakat atau hanya dimanipulasi saja?

Masyarakat Mandailing Natal yang tinggal di sekitar pusat kota mayoritas usaha di bidang kehutanan/perkebunan kebanyakan menanam karet selain itu ada juga sawit itupun hanya yang dekat dengan laut.

Jika memang data pada situs tersebut real atau benar demikian tentu tidak akan ada masyarakat yang mengeluhkan tentang harga karet murah . Dalam 7 tahun terakhir angka harga karet tidak kunjung naik atau hanya bertahan di bawah 10.000/Kg bahkan lebih sering hanya 7000/kg bahkan sampai 5000/Kg lantas dimana peningkatan yang dimaksud. Masyarakat sampai ingin putus  di bidang ini karena harga tidak sesuai denan keringat. 

Dalam bidang ini juga pemerintah jangan sampai mengabaikan karena mengingat kebanyakan usaha masyarakat dibidang karet.

Pemerintah harus berusaha dan menenangkan kegelisahan masyarakat, jangan malah menindas masyarakat dengan harga yang tidak pantas. Jika masalahanya di kualitas tugas pemerintah untuk mencari solusi bagaimana untuk memperbaikinya jangan malah menyalahkan masyarakat.

Salain dari itu semua, jika memang ekonomi mandailing natal meningkat beberapa tahun terakhir sesaui yang ada pada data tersebut tentu lapangan kerja di Bumi Gordang sambilan itu sudah samakin bertambah dan pengangguran semakin menurun. Namun, kenyataanya masih banyak dijumpai pemuda-pemuda yang mengadu nasib ke kota karena minimnya lapangan kerja di Mandailing Natal. Bahkan sarjana-sarjana memilih untuk tinggal di kota orang lain karena didaerahnya tidak bisa mengasah kaahliannya dalam dunia pekerjaan sehingga dia memilih untuk meninggalkan kampung halaman dan tinggal di kota orang lain. Dan pengangguran juga masih saja terlihat tidak menurun.

Lalu peningkatan dimana?

Dalam Keadaan seperti ini pemerintah sudah sepantasnya membuka lapangan pekerjaan sebanyak untuk kepentingan, kemakmuran, kesejahteraan masyarakat. Agar sarja-sarjana tidak lagi membangun kota orang lain, agar lulusan-lulusan SMK/SMK tidak hanya mengharapkan kerja di dinas-dinas yang ada di Mandailing Natal.

Sebenarnya masih banyak lagi bidang-bidang yang harus di perhatikan oleh pemerintah seperti Tindak Pidana korupsi (TIPIKOR) seperti pungli masih belum sepenuhnya teratasi, contohnya saat membuat KTP,SIM, KK dan surat-surat lain masih saja sering oknum pada dinas terkait meminta bayaran kepada masyarakat awam. Juga pada Infrasturktur banyaknya jalan-jalan yang hancur penghubung kecamatan-kecamatan di Mandailing Natal ini juga sangat urgent untuk di perhatikan oleh pemerintah setempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun