Mohon tunggu...
Lamboroada
Lamboroada Mohon Tunggu... Freelancer - Pencari kebenaran dibalik pembenaran

Mahasiswa bodoh pecinta literasi, pembelajar sampai mati.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mandailing Natal di Usianya yang Semakin Dewasa

9 Maret 2019   02:44 Diperbarui: 9 Maret 2019   02:52 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MEMPERHATIKAN MANDAILING NATAL DI USIA DEWASANYA

Mandailing Natal merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara berada pada bagian selatan dan Kabupaten pertama jika datang dari Provinsi Sumatera Barat. Pada Tanggal 09 Maret 2019 daerah yang sering di juluki Gordang Sambilan itu akan merayakan ulang tahun ke-20 artinya umurnya seiring dengan perputaran waktu semakin dewasa. Maka mari kita ucapkan selamat ulang tahun untuk Mandailing Natal.

Dalam kehidupan manusia, lazimnya ketika menginjak masa kedewasaan maka kehidupannya akan berubah secara signifikan. Dalam mengatur ekonomi dia akan semakin teliti, pengetahuan akan semakin matang, wawasan atau pengalaman akan semakin luas sehingga dalam menjalani kehidupan menjadi lebih baik dan akan selalu  ingin maju, progres, produktif menyusun rencana-rencana secara terstruktur sampai tercapai cita-cita dalam hidupnya.

Demikian suatu daerah menurut penulis tidak obah laiknya manusia jika umur semakin dewasa maka keadaan dalam daerah itupun seharusnya menjadi lebih baik, bukan alasan lain karena memang pengendali dari roda pemerintahan memang manusia dan pasti sudah matang dalam menjalankan system yang dia pilih sebagai profesinya. Kecuali memang jika keterpilihannya melalui jalan Pragmatis bukan mengikuti proses sesungguhnya, melainkan memainkan cara yang mungkin tidak sepatutnya dimainkan dalam system Pemilihan. Bisa jadi dia tidak akan paham atau pura-pura tidak paham untuk membawa daerah tersebut kejalan sesuai dengan cita-cita bangsa. Entahlah!

Mandailing Natal saat ini sudah menginjak usia ke-20 dengan umur sedemikian maka sudah cukup dewasa untuk menjawab tantangan zaman, meperbaiki semua yang patut di perbaiki.

Pertama, Pendidikan seharusnya sudah dibuat relevan dengan era sekarang ini atau relevan dengan potensi masyarakat pada daerah bumi gordang sambilan tersebut. Seharusnya pemerintah sudah mampu mendesain system pendidikan yang mampu untuk menjawab tantangan zaman mengingat Indonesia sudah memasuki Era Revolusi Industri 4.0 ditambah lagi dengan belenggu di prediksinya Indonesia akan memasuki Bonus Demografi pada tahun 2020-2030.

Dengan desakan zaman tersebut pemerintah Mandailing Natal harus ikut dalam mempersiapkan kekuatan daerah untuk melawan desakan zaman itu. Dalam perubahan suatu daerah salah satu hal terpenting adalah Investasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas SDM salah satu caranya melalui pendidikan. Pendidikan yang berkualitas akan melahirkan suatu SDM berkualitas pula, karena Proses tidak akan menghianati hasil.

Dengan anggaran 20% dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)  dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang di Prioritaskan untuk Pendidikan sesuai dengan UUD 1945 pasal 31 ayat 34 dan tertuang juga pada UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 49 ayat 1 Pemerintah seharusnya tidak mengurangi anggaran tersebut dan mengalokasikan sesuai amanat undang-undang tersebut, bukan dimasukan ke kantong pribadi atau bagi-bagi.

Kualitas pendidikan di Kabupaten Mandailing Natal saat ini masih jauh tertinggal, baik sarana prasarananya atau system pendidikan masih seperti itu-itu saja. Ditambah tenaga pengajar yang kurang memperhatikan kualitas pengajarannya dan tidak jarang guru-guru tidak menguasai bahan ajaranya sehingga saat menyampaikan pelajaran dia hanya menulis di papan tulis lalu menyuruh siswa menulis lalu menunggu jam masuk berakhir dan pembahasanpun tidak diterangkan.

Kelengkapan fasilitas untuk belajarpun belum memadai, contohnya saja di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang notaben mempersiapkan siswa untuk siap turun kedunia kerja, namun pada kenyataannya tidak sesaui. Pada SMK ada berbagai macam jurusan seperti Komputer, Akuntansi, Multi Media, Perkantoran  dan sebagainya, namun kebanyakan siswa yang sudah lulus malah tidak mengerti dengan jurusan pilihannya karena saat jadi siswa dia hanya dikasih bayangan. Contohnya seperti jurusan komputer mereka hanya di kasih gambaran dengan toeri-teori karena fasilitas tidak memadai untuk praktek, begitupun dengan jurusan-jurusan lain. Meskipun ada masa Praktek Kerja Lapangan (PKL) justru kabanyakan mahasiswa gugup dan gagap saat dihadapkan keahliannya sehingga ketika menjalankan masa PKL banyak dari siswa hanya jadi suruh-surahan karyawan tempat mereka PKL.

Dalam bidang ini, seharusnya pemerintah harus lebih meperhatikan untuk meningkatkan kualitasnya agar siswa  tidak lagi gagap. Harus meningkatkan pengawasan di tiap-tiap sekolah agar Anggaran yang sudah di keluarkan tidak raib tanpa meninggalkan jejak. Atau memang Pemerintah yang melakukan tersebut. Entahlah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun