Mohon tunggu...
Lamboroada
Lamboroada Mohon Tunggu... Freelancer - Pencari kebenaran dibalik pembenaran

Mahasiswa bodoh pecinta literasi, pembelajar sampai mati.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pemerintah Mandailing Natal Harus Memperhatikan Kondisi Jalan Daerah

25 Februari 2019   01:15 Diperbarui: 26 Februari 2019   21:40 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu bukti kondisi jalan di Kec. Panyabungan Selatan/dokpri

Sekitar Tahun 2008 jalan Transportasi penghubung antara satu desa ke desa yang lain di wiliyah Panyabungan Selatan, Kab. Mandailing Natal, Sumatera Utara diperbaharui, dimana sebelum adanya pembaharuan, keadaan jalan sangat buruk. Saat itu penulis masih memakai seragam merah putih dan masih belum banyak tau tentang pembangunan pada suatu daerah.

Kini tahun 2019 penulis telah menduduki bangku kuliah dengan semester tinggi di salah satu Universitas di daerah Ibu Kota. Dimana setiap sekali setahun saya usahakan pulang kampung untuk melepas rindu kepada orang tua, selain itu untuk menikmati suasana asri desa.

Salah satu kondisi yang menjadi perhatian bagi penulis setiap kali pulang kampung adalah mengenai jalan tranportasi pada desa tempat tinggal penulis, yang dari tahun 2008 sampai saat ini belum ada perbaikan lagi walaupun hanya sedikit saja. Kebetulan penulis lahir pada salah satu desa di wilayah yang penulis sebutkan pada pragraf pertama dalam tulisan ini.

Kenapa Kondisi Jalan menjadi perhatian utama bagi penulis? Meskipun sebenarnya ada sektor-sektor atau aspek lain yang lebih membutuhkan perhatian. Contohnya dalam bidang Ekonomi, Pendidikan serta dalam bidang mata pencaharian masyarakat yang sangat minim, mungkin untuk membahas bidang-bidang tersebut kita ulas dalam tulisan lain.

Alasan penulis adalah karena jalan merupakan penghubung antara satu desa ke desa yang lain bahkan dari satu kecamatan sampai ke kecamatan yang lain, dengan kondisi jalan yang tidak memadai dalam satu wilayah maka akan menjadi penghambat untuk proses akses dalam perekonomian, pendidikan dan kesehatan. 

Kualitas jalan pada satu wilayah menurut penulis juga merupakan salah satu tanda kemajuan di daerah tersebut, karena dengan jalan yang bagus akan memudahkan akses distribusi hasil panen seperti karet, padi atau tanaman-tanaman jangka pendek sepreti cabe, bawang dan berbagai macam jenis hasil pertanian masyarakat dalam suatu desa.  Sebaliknya jika kondisi jalan yang buruk bahkan tidak layak, susah untuk di lewati karena berlubang, retak, curam, bergelombang serta sepanjang jalan penuh kerikil lepas, maka akses untuk distribusi, pendidikan sampai kesehatan juga akan berpotensi jadi penghambat. Contohnya jika dalam suatu desa ada masyarakat yang butuh pertolongan karena menderita sakit parah, sementara didesa tidak punya fasilitas untuk menangani sehingga terpaksa ditangani diluar desa, maka dengan kondisi jalan yang buruk bisa memperlambat untuk memeberikan pertolongan pada masyarakat yang dapat musibah tersebut.

Seperti itulah kira-kira kenapa Kondisi Infrastruktur seperti jalan mencuri perhatian penulis setiap kali pulang kampung. Khusunya jalan penghubung dari desa penulis di kecamatan Panyabungan Selatan Mandailing Natal (MADINA) dengan desa tetangga lain, kondisi jalan masih buruk, bahkan ada jalan sebahagian aspalnya sudah tidak ada, sebahagian berlubang besar, sebahagian lagi retak dan banyak krikil sampai ada yang termakan longsor dan sampai saat penulis pulang kampung lebaran kemarin belum ada penanganan dari pemerintah setempat. Artinya kondisi hampir seluruh jalan yang mengbungkan semua desa yang ada di panyabungan selatan masih hancur. Belum lagi kita bicara dengan kondisi jalan di kecamatan-kecamatan lain, mungkin ada yang lebih parah.

salah satu bukti kondisi jalan di Kec. Panyabungan Selatan/dokpri
salah satu bukti kondisi jalan di Kec. Panyabungan Selatan/dokpri
Dengan Keadaan jalan yang tak kunjung ada perubahan atau tidak pernah ada penanganan dari pemerintah, tentu menghadirkan sebuah pertanyaan besar dalam diri penulis. Mengapa dari tahun 2008 sampai lebaran kemarin waktu pulang kampung , atau sudah ada tiga kali pergantian Bupati tidak ada penanganan serius dari pemerintah setempat?

Secara jalur, jalan yang menghubungkan antara ibu kota kabupaten dengan ibu kota kecamatan dan ibu kota kabupaten dengan pusat desa atau antar ibukota kecamatan, ibu kota kecamatan dengan desa serta antar desa merupakan tanggung jawab oleh pemerintah daerah dimana di Mandailing Natal artinya tanggung jawab Oleh Pemerintah Kabupaten.

Pemimpin daerah Mandailing Natal (MADINA) saat ini DRS. H. Dahlan Hasan Nasution yang diwakil Oleh H. Ja`far Sukhairi Nasution dengan Visi ketika masa kampanye dulu "Mandailing Natal Yang Berkedaulatan Pangan, Mandiri, Ekonomi, Sehat, Cerdas, didukung sarana dan prasarana, infrastruktur yang kuat serta masyarakat yang religius dan berbudaya."  Demikianlah Visi mereka yang pernah penulis baca ketika mencalonkan dulu dan sekarang telah mendapatkan amanah dari masyarakat untuk memimpin Mandailing.

Jika kita melihat dan mencermati Visi diatas memenuhi kebutuhan Infrasturuktur merupakan salah satu yang ingin kembangkan,di fokuskan di tambah lagi dalam salah satu point dalam misi mereka menyebutkan "Memenuhi Kebutuhan Infrastruktur, pemukiman, membuka akses kedaerah terisolir dan daerah tertinggal." artinya jika kita mengacu kepada visi misi tersebut maka sudah seharusnya pemerintah melakukan perbaikan jalan diseluruh kecamatan yang ada didaerah Madina.

Tapi pada kenyataannya masih banyak jalan-jalan penghubung desa-desa pada satu kecamatan dalam keadaan jalan yang tidak baik. Contohnya seperti yang disebutkan diatas.

Dengan mengacu juga pada visi misi yang di gaungkan saat kampanye alangkah baiknya perbaikan jalan dilakukan secara menyeluruh, di seluruh daerah kabupaten madina. Bukan hanya pada daerah tertentu atau melakukan pilih-pilih pembangunan, karena masyarakat memberi amanah bukan untuk memipin satu daerah pada daerah tertentu.Dan Karena mengingat juga madina mempunyai wakil rakyat di setiap daerah untuk membahas dan mengatur APBD pada tiap-tiap wilayah yang diberikan amanat padanya.

Dengan APBD Mandailing Natal pada TA 2019 senilai Rp.1.7 Triliun tentunya pemerintah beserta dengan aparatur maupun wakil rakyat harus mampu mengalokasikan secara bijaksana. Dan harus melakukan perbaikan jalan di seluruh Kecamatan termasuk panyabungan selatan yang saat ini membutuhkan perhatian dari kalian yang diberikan kepercayaan.

Penulis yakin tidak ada koruptor dibarisan pemerintah madina, sehingga tidak ada alasan untuk pengurangan anggaran yang sudah di tetapkan.

Jika tidak mampu untuk melakukan perbaikan pada jalan dalam waktu dekat, mengingat kondisi juga sudah mendesak untuk diperbaiki lebih baik mengundurkan diri, atau tidak usah berjanji untuk melakukan perbaikan kalau tidak ditepati. Bukankah jika berjanji tidak ditepati namanya Munafik.

Untuk pemerintah Mandailing Natal tentu ditunggu segera melakukan survei ketempat yang dibilang tadi dan melakukan perbaikan sesegara mungkin. Jika memang anggaran sudah dialokasikan, kenapa sampai saat ini belum ada perbaikan? dengan yakin kalian semua pasti orang-orang amanah. Jika kecamatan lain bisa kenapa di kecematan Panyabungan Selatan tidak bisa?

Mewujudkan visi misi atau janji-janji adalah salah satu bukti kepemimpinan yang baik, dan jika sebaliknya berarti tidak cocok untuk memipin lagi. Jangan menyalahkan yang dibawah tapi koreksi kualistas kinerja diatas. -(LAMBO)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun