Mohon tunggu...
Suhermanto Yasduri
Suhermanto Yasduri Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pembelajar seumur hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mereka Benar-benar Munafik

22 September 2015   23:20 Diperbarui: 22 September 2015   23:46 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Admin, saya mohon ijin untuk mencurahkan isi hati. Saya berani menjamin nama yang saya gunakan pada setiap artikel adalah nama asli.

Meski sudah bergabung dengan Kompasiana sejak 2 April 2012, tapi tulisan saya masih "minimalis" alias sangat sedikit. Demikian juga jumlah hits pada setiap tulisan yang saya tayangkan selalu minimalis. Saya merasa tulisan - tulisan saya tidak bermutu dan tidak menarik. Kurang pengalaman dan tidak berbakat barangkali. Tapi kali ini saya memberanikan diri untuk bersuara menanggapi kegaduhan yang ditimbulkan oleh foto pada artikel Tommy Unyu Unyu.

Jujur, saya belum sempat membaca artikel tersebut. Sekarang malah sudah dihapus, jadi saya memang belum membaca tulisan Tommy Unyu Unyu tersebut. Tapi dari tulisan - tulisan tanggapan rekan Kompasianer yang lain saya jadi "agak" tahu duduk soalnya. Rupanya ada 3 orang Kompasianer terlibat dalam skandal ini. Dan ini yang menarik! 3 orang tersebut bukan sembarang orang! Mereka adalah 3 selebritas utama Kompasiana: Pak Dhe Kartono, Ifani, dan Vita Sinaga.

Pada tampilan Kompasiana versi lama ketika masih ada istilah centang hijau dan centang biru 3 orang ini sudah memiliki kasta tertinggi. Sebagai "silent reader" saya sering mengikuti karya - karya mereka. Mengagumi tulisan mereka. Mengagumi gaya tulisan mereka, dan yang paling utama mengagumi pengalaman mereka yang luar biasa! Sampai suatu saat belum lama ini Padhe Kartono menayangkan tulisan yang membuatku mual. Tentang manfaat meminum (maaf) air mani. Sebetulnya saat itu saya ingin melayangkan protes kepada Admin. Tapi belum muncul keberanian dalam diri ini. Saya sadar, sebagai orang yang tinggal di daerah dan minim pengalaman saya tidak akan mampu menuliskan sanggahan atau keberatan pada tulisan Pakdhe Kartono yang menjurus itu. Kalau dengan Ifani dan Vita Sinaga saya merasa tidak mempunyai masalah. Tapi pada saat foto mereka yang sedang makan bareng Gayus Tambunan muncul di artikel Tommy Unyu Unyu, barulah saya merasa "mempunyai" masalah dengan mereka.

Mohon koreksi jika saya salah. Dari tulisan - tulisanya, jelas Ifani dan Vita Sinaga masuk kategori "sosialita" di ibukota. Artikel - artikel mereka ditulis berdasarkan hasil observasi. Nyata terjadi. Aktual dan faktual. Mereka bekerja laiknya wartawan profesional. Hasilnya? Artikel mereka berjibun! Langganan highlite, headline, dan trending article.Tapi tindakan mereka memenuhi undangan Pakdhe Kartono makan bareng Gayus Tambunan membuyarkan "image" mereka. Terpaksa saya memberanikan diri mengeluarkan isi hati lewat tulisan ini.

Belum lama saya menyempatkan nonton film Black Mass yang dibintangi Johnny Depp. Ada sepotong adegan yang menarik yang menurutku ada relevansinya dengan "kasus" Ifani dan Vita Sinaga. Agen FBI John Connolly (diperankan oleh aktor asal Australia, Joel Edgerton) seorang oportunis yang mentalnya sangat korup. Istrinya, Marianne (diperankan oleh Julianne Nicholson) sangat keberatan melihat kedekatan suaminya dengan pemimpin ganster yang sedang diincar oleh FBI. Meskipun berdalih demi menjalankan tugas menyusup ke sarang gangster, Marianne tetap mencurigai suaminya. Bahkan saat James Bulger, si penjahat (diperankan dengan baik oleh Johnny Depp) mengadakan pesta barbeque di rumahnya, Marianne tetap tidak sudi menemuinya. Dia justru mengunci diri di kamar atas membaca buku. James Bulger sempat menemui Marianne di kamar atas bahkan mengancamnya, tapi apa yang terjadi? Keesokan harinya dia tidak mau menerima John, tampak bagaimana John sepulang dari kantor malam hari tidak bisa membuka pintu rumah karena sudah diganti kuncinya. John lantas berteriak memanggil istrinya. Lalu dijawab istrinya dengan mematikan lampu di kamar atas. Marianne seorang istri yang cerdas dan tegas. Lah ini 2 orang "sosialita ibukota" pura pura tidak tahu hukum makan bareng dengan koruptor? Malah minta gambarnya diburamkan? Naif? Dungu! Lalu Pak, Mas, Bro, Mbah, Kang Admin menghapus artikel tersebut entah dengan alasan apa. Takut? Atau menyesal? Atau kecolongan? Kecopetan kale!

Sudah lama saya mengisi data pribadi di Kompasiana untuk verifikasi, tapi sampai sekarang statusku masih "ilegal". Sementara Pakdhe Kartono yang mengundang Ifani dan Vita Sinaga makan bareng Gayus Tambunan identitasnya masih samar tapi sudah terverifikasi. Memang tidak ada larangan bagi koruptor untuk menulis di Kompasiana. Itu jika Pakdhe Kartono adalah Gayus Tambunan. Tapi Pakdhe Kartono bukan Gayus Tambunan. Dulu saya begitu bersemangat membaca hampir semua artikel di Kompasiana. Tahunya kini Kompasiana menjadi arena penyucian diri orang orang munafik. Mohon maaf semua atas kata kata saya yang sangat tidak bermutu dan tidak pantas. Untung artikel saya selalu sepi pembaca jadi saya merasa "aman". Tidak ada yang menuntutku untuk meminta maaf.

Selamat malam Indonesia. Salam dari Banyumas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun