Pagi itu anak kandung Slamet yang tertua ribut mencari motor kesayangan sebelum berangkat sekolah. Adiknya melaporkan bahwa Eyangnya yang membawa motor tersebut. Adiknya yakin akan hal itu, meski sang kakak bersikukuh Eyang sedang di Bogor. Kedua kakak beradik batal bersekolah gara gara tidak ada kendaraan. Seusai dikabari, Slamet segera meluncur ke rumah untuk mencari tahu lebih mendetil apa yang terjadi. Bersama seorang kawan dia mencari bapaknya, atau lebih tepatnya mencari motornya. Nasib baik berpihak pada Slamet. Dia melihat mobil boks bapaknya melintas tidak jauh dari pasar. Dia membuntuti. Mobil menuju ke arah Baturaden. Dengan sabar Slamet mengikuti dari jarak yang cukup aman.
Sekitar pukul 8 pagi, mobil boks memasuki halaman sebuah losmen di lokasi wisata yang terkenal di kotaku. Slamet menghubungi ibunya lewat ponsel. Sekitar setengah jam ibunya tiba di lokasi diantar oleh sopirnya. Mereka merencanakan sebuah penggerebekan. Setelah keberadaan bapaknya di losmen tersebut bisa dikonfirmasi, Slamet minta ijin kepada pemilik losmen untuk menemui bapaknya di kamar losmen. Ada masalah penting yang harus disampaikan begitu dalih Slamet. Ibu dan anak diiringi 3 orang berjalan menuju kamar nomor 7 di samping kanan kantor resepsi losmen. Begitu pintu dibuka sang ibu pingsan seketika! Slamet menjerit sambil menutup mata. Bapaknya sedang menjalankan "ritual" dengan seorang perempuan! Dan perempuan itu adalah mantan istrinya!