Mohon tunggu...
Humaniora

Akhir Cerita 2015: Begal

15 Desember 2015   20:54 Diperbarui: 15 Desember 2015   20:54 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tinggal menunggu hari tahun 2015 akan berakhir. Berbagai cerita hadir di tahun 2015 ini. Ada prestasi, pencapaian-pencapaian yang memuaskan di negeri ini. Namun, tak hanya prestasi yang muncul di tahun 2015 ini. Mulai dari masalah pemerintahan, kependudukan, bencana alam terjadi di 2015 ini.

Di tahun 2015 ini, ada sebuah hal yang paling menyita perhatian khalayak rakyat Indonesia, yaitu aksi begal yang marak dan meresahkan warga yang terjadi di sberbagai penjuru pelosok Indonesia.

Pada September 2015 yang lalu, dikutip dari kompas.com, seorang mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ditusuk oleh sekelompok orang yang melakukan aksi begal. Korban mengalami luka tusuk akibat mempertahankan motornya. Dia dihadang delapan orang dan satu orang berusaha merebut motornya. Namun yang berhasil tertangkap oleh aparat kepolisian setempat hanya 2 orang.

Dikutip dari VOA Indonesia, pada bulan Januari hingga Februari tahun 2015 saja, aparat kepolisian Jakarta berhasil menangkap 244 orang pelaku pencurian. Dan 93 di antaranya adalah pelaku pencurian dengan kekerasan yang merujuk pada pembegalan. Hal ini menunjukkan bahwa pencurian dengan kekerasan (Red. Pembegalan) merupakan kejadian yang besar.

Aksi begal membawa psikologis tersendiri bagi masyarakat. Masyarakat menjadi takut dan resah apabila akan bepergian apalagi jika bepergian sendirian, terutama pada malam hari. Tentunya hal ini juga berpengaruh terhadap mobilitas penduduk yang ada di sekitar wilayah yang pernah terjadi aksi begal maupun daerah yang cenderung sepi.

Motif aksi begal ini sendiri masih ditelusuri. Namun menurut pakar kriminolog Universitas Indonesia (UI), Erlangga Masdiana, yang dihimpun dari Republika Online mengatakan bahwa motif dari aksi begal itu hanya karena alasan ekonomi.

Ekonomi memang sektor krusial di negeri ini. Tingkat ekonomi dan kesejahteraan penduduk, persebaran ekonomi dalam suatu penduduk sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah cenderung sulit dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Sehingga kebanyakan masyarakat menengah ke bawah ini akan cenderung melakukan berbagai cara agar dapat memenuhi kebutuhannya. Dan salah satunya adalah dengan melakukan aksi begal. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa, sebagian besar kalangan pelaku aksi begal merupakan masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.

Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor munculnya aksi begal. Tingkat pendidikan yang rendah akan membuat seseorang akan sulit mendapatkan pekerjaan. Dengan tingkat pendidikan yang rendah, mereka kurang memiliki pengalaman, kemampuan melatih sikap dan perilaku, serta kreativitas untuk melakukan ataupun membuat lapangan pekerjaan. Kurangnya pengalaman, kemampuan melatih sikap dan perilaku, kreativitas mereka menyebabkan pengangguran yang akhirnya membawa mereka untuk melakukan aksi begal. Karena aksi begal dianggap lebih “menghasilkan” tanpa harus memperhatikan dampaknya bagi orang lain.

Dikutip pula dari VOA Indonesia, pada bulan Januari hingga Februari 2015, pelaku aksi begal yang ditangkap oleh kepolisian Jakarta ialah kebanyakan pelajar yang putus sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan juga berpengaruh terhadap timbulnya aksi begal yang terjadi di masyarakat.

Ada juga satu faktor yang mempengaruhi tindakan begal yaitu kondisi lingkungan. Lingkungan yang sepi, jarang terdapat mobilitas penduduk, jauh dari jangkauan masyarakat juga sangat berpengaruh terhadap timbulnya aksi begal. Para pelaku begal biasanya melakukan aksi di malam hari karena jarang ada aktivitas penduduk. Tak jarang pula, pelaku begal melancarkan aksinya di siang hari saat para penduduk sedang istirahat.

Dari ketiga faktor tersebut, dapat diketahui aksi begal ini dipengaruhi oleh tiga hal utama yaitu tingkat kesejahteraan masyarakat/ekonomi, pendidikan serta kondisi lingkungan. Tak hanya itu, dapat disimpulkan pula bahwa permasalahan pada sektor tersebut juga dapat mempengaruhi tingkat kriminalitas yang terjadi dalam masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun