Mohon tunggu...
Sosbud

Belenggu Manusia Zaman Modern

24 Februari 2019   11:46 Diperbarui: 24 Februari 2019   11:49 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika manusia masih bekerja dengan tangan, dengan alat-alat yang masih sederhana, manusia menjadi penguasa; artinya manusia masih menguasai kerjanya senidri.

Tapi kini, ketika manusia menjadi bagian dari logika produksi teknologi modern, ia hanya menjadi elemen otomatisasi teknologi. Berubah menjadi sekedar sebuah faktor dari mesin, tak lain sebagai bagian dari mesin itu. Manusia di zaman modern ini terbelenggu oleh proses teknologi. ia teralienasi dari kerjanya sendiri, hasil kerjanya, sesamanya, dan masyarakatnya.

Dalam masyarakat yang kapitalistik, manusia hanya menjadi elemen-elemen dari pasar. Kualitas kerja manusia bahkan kualitas kemanusiaan sendiri, ditentukan oleh pasar. Dengan demikian, manusia hanya menjadi bulan-bulanan dari kekuatan pasar.

Dalam masyarakat komunis, manusia menjadi elemen birokrasi. Mereka terpuruk dalam belenggu yang disebut determinese. Manusia dianggap tidak dapat merdeka; karena kesadarannya, keberadaan sosialnya, bahkan keberadaan eksistensialnya. Ditentukan oleh posisi ekonomi, oleh cara produksinya. Manusia dianggap tidak mempunya orientasi transendental. Hanya dianggap sebagai produk masyarakatnya.

Oleh Islam, semuanya akan dirombak. dengan misi pembebasannya. Islam harus melakukan revolusi untuk merombak semua itu. Suatu revolusi untuk pembebasan dari belengu-belenggu baru dalam dunia modern. Dengan visi teologis semacam ini, islam sesungguhnya menyediakan basis filsafat untuk mengisi kehampaan spritual yang merupakan produk dunia modern industrial.

Sungguh sudah saatnya kini islam harus tampil kembali memimpin peradaban dan menyelamatkan manusia dari belenggu dunia modern.

Ringkasan dari salah satu bab dalam buku Prof. Kuntowijoyo (Paradigma Islam; Interpretasi untuk Aksi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun