"Antara Toa dan Tanjidor Babe"
Tanpa henti wanita itu keheranan. Mengkel dan kesal hatinya. Entah apa yang ada di dalam pikiran suaminya hingga menolak begitu saja tawaran tampil di Balai Desa. Padahal, bayaran sekali tampil bisa menampung segala kebutuhan hidup untuk lima bulan kedepan mereka.
Berbagai rayuan telah dilucutkan oleh Atik agar tanjidor suaminya tidak Nyepi di pojokan rumah. Dari cara yang lembut hingga ngomel-ngomel telah ia lakukan. Tapi wanita yang terkenal dengan panggilan Mak Atik itu tetap saja gagal.
....
Halo, namaku Jerom, Benyamin Jerom. Aku  anak dari Nyak dan Babeku. Aku bangga menjadi keturunan mereka meski belakangan ini Nyak dan babeku cenderung bertengkar hanya karena Tanjidor.
Sebenarnya aku juga heran sih dengan Babeku. Sebab selama ini Babe gak biasa-biasanya nolakin tawaran tampil buat mainin Tanjidor khasnya itu. . Apalagi tawaran kali ini aku dengar-dengar lumayan besar bayarannya dan tampilnya juga di Balai Desa.
"Sudahlah Nyak.. Nyak berenti nape marah-marahnya.." sapaku kepada makku yang lagi nyulam manik-manik disebuah kebaya. Sepertinya Mak Atik dapat orderan sulaman.
"Babe pasti punya alasan yang kuat kok buat ngelakuin penolakan itu.."
"Lagian kan Nyak ada tabungan buat bekal beberapa bulan ke depan. Ya kan?" ucapku berusaha menenangkan hati Nyak.
"Nyak kaya kaga tau Babe aje" sambungku.
"Pale lu bekel..." Jawab Mak Atik nggerundel sambil terus menyulam..